Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IMF Apresiasi Pelonggaran Pembayaran Utang oleh G20

IMF Apresiasi Pelonggaran Pembayaran Utang oleh G20 Kredit Foto: Reuters/Arnd Wiegmann
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memberikan apresiasinya kepada negara-negara G20 yang telah mengambil kebijakan untuk mengurangi dampak Covid-19, termasuk langkah-langkah fiskal dan moneter.

Langkah-langkah iniĀ  telah membantu mencegah kebangkrutan besar-besaran dan krisis yang lebih dalam. Hal ini disampaikan Kristalina menyusul pertemuan virtual para pemimpin G20 KTT.

Ia juga mengapresiasi kebijakan penangguhan layanan utang, khususnya memberi banyak negara miskin 'ruang bernafas' sementara yang sangat dibutuhkan. Kebijakan tersebut, ucapnya, akan memungkinkan negara-negara berpenghasilan rendah dengan utang yang tidak berkelanjutan untuk mengajukan keringanan utang permanen berdasarkan kasus per kasus.

Baca Juga: Dengan GSP, Indonesia Bidik Ekspor ke AS Rp850,9 Triliun

"Sangat penting untuk mengoperasionalkan kebijakan ini dengan segera dan efektif. Ke depannya, kami juga harus membantu negara-negara yang tidak tercakup dalam kerangka ini untuk mengatasi kerentanan utang sehingga ekonomi mereka dapat menjadi lebih tangguh," ucapnya.

Ia juga menekankan bahwa dunia belum keluar dari hutan dalam hal krisis ini. Kerja sama akan menjadi lebih penting ke depan dalam tiga bidang prioritas. Pertama, akhiri krisis kesehatan.

"Kita harus memastikan vaksin menjangkau semua orang, di mana saja. Jika kita melakukan ini, IMF memperkirakan bahwa vaksin dapat menambahkan hampir US$ 9 triliun ke pendapatan global pada tahun 2025," tambahnya.

Kedua, perkuat jembatan ekonomi menuju pemulihan. Ia mengatakan sekarang saatnya untuk mempersiapkan dorongan investasi infrastruktur hijau dan digital yang tersinkronisasi untuk mendorong pertumbuhan, membatasi jaringan parut, dan mengatasi tujuan iklim.

"Jika negara G20 bertindak bersama, mereka dapat mencapai dua pertiga lebih banyak dengan biaya yang sama dibandingkan jika setiap negara bertindak sendiri," tegasnya.

Baca Juga: Ketua KPU: Pencoblosan di Indonesia Paling Transparan di Dunia

Dan ketiga membangun fondasi ekonomi global abad 21 yang lebih baik. Menurut dia, ketidakpastian paling penting yang dihadapi saat ini adalah bagaimana dapat menggunakan momentum gangguan yang disebabkan oleh krisis ini untuk membangun perekonomian yang lebih baik bagi semua.

"Merevitalisasi sistem perdagangan internasional, mengembangkan sistem perpajakan internasional di mana setiap orang membayar bagiannya secara adil, dan mempercepat transisi ke ekonomi iklim baru di mana kesehatan dan kesejahteraan anak-anak kita bergantung," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: