Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Biokimia dan Biologi Turun Gunung Buka Kelemahan Vaksin-vaksin Corona

Pakar Biokimia dan Biologi Turun Gunung Buka Kelemahan Vaksin-vaksin Corona Kredit Foto: IStockPhoto/Manjurul
Warta Ekonomi, Washington -

Anne Moore, seorang dosen Senior Biokimia dan Biologi Sel di University College Cork, Irlandia mengungkap sejumlah "kelemahan" dari vaksin Covid-19. Dia menyebut, "kelemahan" ini berlaku untuk mayoritas vaksin yang baru dikembangkan.

Menurutnya, vaksin baru untuk penyakit baru, berarti banyak sekali pertanyaan mengenai hal ini. Mayoritas dari pertanyaan itu, jelasnya, masih belum terjawab, setidaknya hingga saat ini.

Baca Juga: Inggris dan AstraZeneca Pede Bisa Lakukan Vaksin Sebelum Natal, Caranya?

"Kami tidak tahu berapa lama (vaksin) akan bertahan. Sangat penting untuk dipahami jika itu akan menjadi tiga bulan, enam bulan, beberapa tahun dan hanya waktu yang akan memberitahu kita itu," ucapnya, seperti dilansir Sputnik.

"Jadi, saat ini kami tahu bahwa itu akan melindungi dalam jangka pendek. Hal lain yang tidak kita ketahui adalah berapa ambang dari respon imun yang dibutuhkan untuk memberikan perlindungan," sambungnya.

Jika seseorang hanya membutuhkan sejumlah kecil misalnya antibodi penetral, ucapnya, maka kemungkinan akan memiliki durasi yang lebih lama. Karena, menurut Moore, jika orang memiliki antibodi tingkat tinggi yang akan berkurang seiring waktu, tetapi mereka tetap terlindungi.

"Jadi, jika hanya ada sedikit antibodi penetral yang ada, kami optimis bahwa vaksin akan memberikan perlindungan lebih lama. Tetapi, jika ambang perlindungan sangat tinggi; kemudian kita perlu menjaga tingkat antibodi tersebut ke tingkat yang sangat tinggi, yang berarti vaksin/perlindungannya mungkin turun lebih cepat dari yang kita inginkan," ungkapnya.

Moore mengatakan, pertanyaan besar kedua adalah bagian mana yang terbaik dari sistem kekebalan untuk melindungi dari infeksi, apakah itu antibodi, sel T atau kombinasi keduanya.

Dia menyebut, para peneliti menilai satu area kunci adalah antibodi penetral, tetapi mereka tidak memiliki tes standar pada tahap ini untuk dapat membandingkan di berbagai uji coba mengenai apa level itu dan tes apa yang terbaik untuk mengukurnya.

"Ini tentang kemampuan mengukur apa yang melindungi dan apa ambang perlindungan itu, dan apa ambang tanggapan kekebalan itu untuk memberikan perlindungan itu. Itu adalah pertanyaan kunci untuk kemanjuran vaksin ke depan," jelasnya.

Moore mengatakan, ada juga pertanyaan apakah vaksin ini akan melindungi orang dewasa yang sehat. Akankah mereka melindungi orang tua? Akankah mereka melindungi orang dengan penyakit? Hal tersebut belum diketahui pada tahap ini.

"Sebagian besar, jika tidak semua dari uji klinis fase tiga ini, mengamati orang-orang dari etnis yang berbeda dan usia yang berbeda. Jadi, kita harus punya jawaban, apakah itu akan melindungi para lansia di bulan mendatang. Mudah-mudahan begitu, tetapi ini adalah pertanyaan besar yang perlu dijawab, karena melindungi lansia dengan vaksin adalah tantangan yang lebih sulit dibandingkan melindungi orang dewasa sehat yang berada di puncak kehidupan mereka," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: