Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sambil Tahan Diri, UEA Gak Bungkam atas Tewasnya Ilmuwan Nuklir Iran

Sambil Tahan Diri, UEA Gak Bungkam atas Tewasnya Ilmuwan Nuklir Iran Kredit Foto: Tasnim News
Warta Ekonomi, Abu Dhabi -

Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan, pihaknya turut mengecam pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh. UEA kemudian mendesak semua pihak untuk menahan diri guna menghindari eskalasi ketegangan di kawasan.

UEA menekankan bahwa keadaan ketidakstabilan yang sedang dialami kawasan dan tantangan keamanan yang dihadapinya, seharusnya mendorong semua pihak untuk bekerja menuju tindakan pencegahan yang dapat menyebabkan eskalasi, dan pada akhirnya mengancam stabilitas seluruh wilayah.

Baca Juga: Habis Muncul Kabar Ilmuwan Iran Dihabisi, AS Ngaku Kirim Kapal Induknya ke Teluk

Mereka mengatakan bahwa ada keyakinan yang mendalam tentang perlunya mengejar semua cara untuk memastikan stabilitas di kawasan itu, oleh karena itu Abu Dhabi turut mengutuk pembunuhan Fakhrizadeh, yang dinilai dapat memicu konflik lebih lanjut di wilayah tersebut.

"Mengingat situasi saat ini di kawasan itu, UEA menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri secara maksimal untuk menghindari menyeret kawasan itu ke tingkat baru ketidakstabilan dan ancaman bagi perdamaian," kata kementerian, seperti dilansir Emirates New Agency pada Senin (30/11/2020).

Sementara itu, sebelumnya Iran didesak untuk menyerang Haifa, kota pelabuhan di Israel, sebagai pembalasan atas kematian Fakhrizadeh. Para pejabat Teheran menuduh Zionis Israel berperan dalam pembunuhan ilmuwan nuklir mereka tersebut. 

Desakan itu muncul dalam opini di surat kabar garis keras yang pemimpin redaksinya adalah salah satu penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollahh Ali Khamenei di masa lalu, Hossein Shariatmadari.

Opini di surat kabar Kahyan yang diterbitkan hari Minggu (29/11/2020) menyatakan Teheran harus menyerang Haifa jika Israel terbukti membunuh Fakhrizadeh. Haifa disarankan jadi target karena selain bisa menyebabkan kerusakan fasilitas, juga akan menyebabkan banyak korban jiwa.

Opini yang ditulis analis Iran; Sadollah Zarei, tersebut mengatakan bahwa reaksi Iran terhadap dugaan serangan udara Israel yang menewaskan pasukan Garda Revolusi di Suriah selama ini tidak cukup jauh untuk menghalau Israel.

"Menyerang Haifa dan membunuh sejumlah besar orang pasti akan mengarah pada pencegahan, karena Amerika Serikat (AS) dan rezim Israel serta agennya sama sekali tidak siap untuk mengambil bagian dalam perang dan konfrontasi militer," tulis Zarei.

Dia mengatakan serangan terhadap Haifa harus lebih besar dari serangan rudal balistik Iran terhadap pasukan AS di Irak setelah serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan jenderal senior Iran, Qassem Soleimani, di Irak pada Januari lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: