Pengamat politik Adi Prayitno menyatakan kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) sembako Covid-19 yang menjerat Menteri Sosial Juliari Peter Batubara selaku kader PDIP tak akan memiliki dampak jangka panjang. Khususnya bagi partai PDIP.
"Enggak ada dampak jangka panjang, daya kejut korupsi hanya sesaat. Ironis memang,’’ ujar dia kepada Republika, Ahad (6/12).
Adi menambahkan, publik atau rakyat seakan mudah lupa dengan partai dan kadernya yang melakukan atau kerap kali disanksi kasus rasuah. Hal itu terjadi, kata dia, karena adanya kelemahan paham di antara masyarakat.
"Ini efek lemahnya pendidikan politik rakyat," ucap dia.
Menurut Adi, yang bisa dilakukan saat ini adalah menunggu komitmen eksekusi pimpinan KPK. Terlebih, janji dari ketua KPK, Firli Bahuri, yang menyebut jika pelaku korupsi bansos bisa diancam hukuman mati.
Menyoal kekosongan posisi di dua kementerian berbeda, Kementerian Sosial dan KKP, yang tersandung kasus korupsi, dirinya berpandangan tak ada pilihan lain bagi Presiden Jokowi. Selain dari melakukan reshuffle.
Lebih jauh, dirinya mempertanyakan elite pemerintahan saat ini yang melakukan tindak pidana tersebut. Terlebih, dalam beberapa tahun lalu, juga terjadi kasus pengadaan Al-Quran di Kementerian Agama.
"Kok elite senang sekali menari-nari di atas penderitaan rakyat? Enggak habis pikir, bansos Covid-19 aja dimodusin,’’ ungkap dia menyayangkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: