Widodo tak memugkiri, butuh lompatan besar untuk menghadirkan jaringan 5G. Meski begitu ia memastikan masyarakat sudah dapat menikmati teknologi generasi kelima ini tahun 2024. Apalagi jika peluncuran satelit SATRIA 1 terlaksana tepat waktu tahun 2023. Kondisi ini nantinya diyakini akan mempercepat ekskalasi spektrum 5G.
Sementara itu, menurut Kevin Henry, Head of Strategic Engagement GSMA Asia Pasific, pandemi Covid-19 turut memengaruhi peluncuran 5G di berbagai negara. Berdasarkan data GSMA Intelligence pandemi bahkan telah memperlambat percepatan koneksi 5G di kawasan Asia Pasifik hingga 18 persen dari target semula pada tahun 2020.
Baca Juga: Ikuti Langkah Amerika, Inggris Resmi Larang Penggunaan Teknologi 5G China
Di sisi lain, desakan publik terhadap koneksi internet yang lebih cepat dan latensi yang rendah di masa pandemi semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh pandemi yang tidak hanya mendorong percepatan akselerasi digital, tapi juga adopsi teknologi untuk menopang aktivitas bisnis/ekonomi dan koneksi keseharian menjadi lebih efisien. Maka, upaya menghadirkan jaringan 5G dapat segera diakses oleh publik pun kembali menggeliat di masa pemulihan.
GSMA Intelligence mencatat, pada September 2020 ada 101 operator seluler yang tersebar di 45 negara menawarkan layanan 5G. Sementara 77 operator telah mengumumkan peluncuran layanan seluler 5G. Khusus di Asia Pasifik, ada 9 negara yang meluncurkan layanan 5G secara komersial, 12 lainnya telah secara resmi mengumumkan rencana peluncuran.
Menurut CEO Forest Interactive Johary Mustapha pandemi Covid-19 juga telah melahirkan tren pasar baru di industri telekomunikasi tahun 2021. Dari Whitepaper Forest Interactive bertajuk “Telecommunications Industry Roundup 2020”, tren pasar itu meliputi peningkatan permintaan terhadap solusi mulai dari entertainment, rumah yang terhubung dengan IoT, gaming, aktivitas sosial, kesehatan, hingga edukasi digital.
Untuk sektor operator seluler, investasi teknologi 5G dan upaya mengembangkan ekosistem digital yang kuat akan tetap menjadi prioritas. Meskipun demikian, perubahan perilaku konsumen akibat pandemi tetap menjadi buah pikiran para pelaku industri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: