Risma juga menjelaskan, bantuan tunai Rp 300 ribu per bulan per KK diberikan ke masyarakat kurang mampu di luar penerima PKH dan Kartu Sembako. Pemberian tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembelian kebutuhan pokok atau keperluan lain yang bermanfaat menghadapi pandemi Covid-19.
Apa pesan di balik ucapan Jokowi soal tak ada potongan bansos yang diulang-ulang itu? Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai, Jokowi masih trauma dengan ulah nakal Juliari yang memotong bansos sembako Rp 10 ribu per paket.
Baca Juga: Risma Effect, Kolong Jembatan Usai Didatangi Berubah Drastis
Jokowi mengulang-ulang ucapan itu agar ulah nakal seperti yang dilakukan Juliari tidak terjadi lagi. "Presiden mau kirim pesan ke masyarakat bahwa perintah Presiden sebetulnya jelas, jangan dikorupsi. Kalau ada kasus korupsi, itu penyimpangan dari perintah Presiden," ulas Qodari saat dihubungi, tadi malam.
Menurut dia, bantuan tunai menjadi solusi yang menjanjikan. Selain mengurangi potensi korupsi, instrumen ini juga dianggap lebih baik untuk menggerakkan ekonomi.
Pengamat politik dari lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio menyatakan hal serupa. Dia menilai, pernyataan Jokowi yang diulang-ulang itu karena masih tidak menyangka dana bansos dikorupsi. Apalagi tersangkanya merupakan koleganya di PDIP.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: