Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah mengatakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebelumnya pernah dilakukan. Mulai dari PSBB, pembatasan masyarakat dan banyak macam kebijakan lain.
"Hasil rapat Presiden sepakat pengetatan. Diterapkan mikro zonasi, tak dilarang tapi diketatkan, operasi yustisi paralel. Saya libatkan tokoh agama, masyarakat, milenial untuk cerewet 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan)," kata Ganjar pada dalam diskusi secara virtual, Kamis, (7/1/2021).
Baca Juga: Terapkan PSBB, Ganjar Pranowo: Mohon Maaf Pariwisata Merugi Selama Pandemi
Ganjar menilai sulit untuk menyelaraskan kesehatan dan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 yang kian tak terkendali.
"Mau jalan dua-duanya sulit. Skala prioritas. Kalau bicara Covid-19 bisa ditekan, ekonomi tinggi, terlalu ideal. Seolah-olah nanti pembatasan dilakukan ekonomi bebas, itu tidak mungkin," ujarnya.
Edukasi yang dilakukan kepada masyarakat, menurut Ganjar, adalah mengajak untuk berjualan secara online. Sementara untuk sektor pariwisata, harus ditekankan bahwa mau tidak mau memang harus menanggung kerugian.
"Kita ngomong seperti itu, jangan tipu-tipu. Yang biasa dilakukan kapasitas 100% ya 30% saja, terpaksa akan dipantau. Kalau sekali melanggar tak tutup. Harus gitu. Dunia usaha bisa memahami kondisi tidak mudah," katanya.
Politisi PDIP itu berharap, masyarakat bisa disiplin dan menjaga kedisiplinan tersebut saat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan mulai 11 Januari 2021. Menurut Ganjar, semua pihak harus berkorban di awal untuk investasi ke depan yang lebih panjang.
"Kalau bisa menjaga 2x14 hari disiplin, hanya satu bulan. Bisa disiplin bareng-bareng, jangan-jangan ini bisa menyelesaikan nanti di 14 hari ketiga," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Alfi Dinilhaq