Usai Erdogan, Para Nakes Turki Siap Terima Suntikan Vaksin Sinovac
Turki mulai memberikan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan China, Sinovac, ke petugas kesehatan pada Kamis saat meluncurkan program vaksinasi nasional terhadap penyakit yang telah menewaskan lebih dari 23 ribu penduduk negara itu.
Turki telah melaporkan lebih dari 2,3 juta infeksi sejak Maret 2020. Negara ini masih melaporkan sekitar 10 ribu kasus baru dan 170 kematian setiap hari setelah sebulan memberlakukan jam malam dan karantina wilayah selama akhir pekan.
Baca Juga: Vaksin Corona Telah Disuntikkan ke Tubuh Erdogan, Kick Off Vaksinasi Massal Turki Dimulai
Di sebuah rumah sakit penelitian di Istanbul, 30 klinik didirikan untuk mengelola vaksin tersebut. Petugas kesehatan yang membuat janji secara daring, diberi dosis pertama dan dipantau untuk waktu yang singkat sebelum meninggalkan lokasi. Dosis kedua akan diberikan 28 hari kemudian.
Ahli bedah umum Nurettin Yiyit mengatakan, rumah sakit dapat memvaksinasi sekitar 1.800 orang per hari dan 3.500 stafnya, termasuk perawat dan petugas kebersihan, dapat divaksinasi dalam dua hari.
"Kami menghabiskan sekitar 10 bulan dengan pakaian serbaputih, mendukung orang-orang yang berjuang untuk hidup. Petugas kesehatan tahu betul bahwa situasi ini tidak bisa dianggap enteng dan bahwa vaksin diperlukan," kata Yiyit.
Petugas kesehatan akan divaksinasi dalam beberapa hari dan prosesnya akan berlanjut ke kelompok berikutnya yang mencakup mereka yang berusia di atas 65 tahun. Orang yang berusia lebih dari 50 tahun dan menderita penyakit kronis, ditambah beberapa di sektor tertentu atau lingkungan berisiko tinggi, akan menyusul.
Kelompok ketiga mencakup dewasa muda dan kategori lainnya, dengan kelompok keempat mencakup sisanya. Turki telah memesan 50 juta dosis vaksin CoronaVac buatan Sinovac dan telah menerima tiga juta di antaranya.
Turki sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan vaksin Sputnik V dari Rusia, suntikan yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech, dan sedang bekerja untuk mengembangkannya di dalam negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto