Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Februari, BUMN Ini Produksi 4 Juta Vaksin Covid-19

Februari, BUMN Ini Produksi 4 Juta Vaksin Covid-19 Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah terima 15 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac pada 12 Januari, Bio Farma siap melanjutkan proses produksi agar menjadi produk final.

Menurut Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, bahan baku Vaksin Covid-19 ini mulai diproduksi pada pertengahan Januari 2021. Hasil dari proses produksi bahan baku tersebut, akan melengkapi pasokan vaksin Covid-19, dalam kemasan finish product sebanyak tiga juga dosis yang sudah diterima sebelumnya pada Desember 2020 yang lalu. 

“Kolaborasi antara Bio Farma dengan Sinovac, melalui dua mekanisme, yaitu impor dalam bentuk barang jadi finished product single dose yang diperuntukan front liner di Indonesia, dan impor dalam bentuk bulk konsentrat vaksin. Dari bulk ini, akan diproses lebih lanjut di Bio Farma di fasilitas fill and finish yang ada di Bio Farma”, ujar Honesti, pada saat Kunjungan Kerja DPR Komisi IX ke Bio Farma, akhir pekan ini.

Baca Juga: Soal Vaksinasi Mandiri Covid-19, DPR Minta Pemerintah Beri Insentif Perusahaan

Baca Juga: Yang Tolak Divaksin Covid-19, Habis Dikata-katain Kadrun sama Ruhut Sitompul

Honesti mengatakan, sebanyak tiga juta dosis vaksin Covid-19 dalam bentuk barang jadi, sudah diterima pihaknya pada Desember 2020 yang lalu. Dari jumlah tersebut, 1,2 juta dosis diantaranya, sudah terdistribusi ke 34 provinsi, dan sisanya yang 1,8 juta dosis sudah mulai dilakukan distribusi tahap 2 pada minggu ini, ke 34 Provinsi. Sedangkan untuk bahan baku, kata dia, Bio Farma akan menerima sebanyak 140 juta dosis, yang akan diterima secara bertahap. Tahap pertama pengiriman bahan baku ini, sudah kami terima sebanyak 15 juta dosis pada 12 Januari 2021 yang lalu. “Sampai dengan hari ini Kamis (21/1), sudah ada 4 juta dosis yang sudah selesai diproduksi," katanya.

Status produk- produk tersebut, kata dia, saat ini sedang dalam tahap proses quality control, yang akan dikirimkan ke Badan POM untuk mendapatkan lot release agar dapat  didistribusikan.

"Diperkirakan sampai dengan bulan Februari 2021 mendatang, akan siap sebanyak 4 juta dosis vaksin”, Kata Honesti.

Untuk pendistribusian vaksin sendiri, kata dia, grup kami Bio Farma, bersama anggota PT Kimia Farma (Tbk) dan PT Indofarma (Tbk), sudah memiliki 48 cabang atau warehouse yang ada di seluruh Indonesia. Hal ini, kata dia, bisa dioptimalkan, dalam sisi teknologi, Bio Farma sudah menyiapkan digital solution yang bersifat end-to-end mulai dari pabrik produksi, proses distribusi dan sampai di tujuan akhir (fasilitas kesehatan). "Dan proses pendistribusian Ini, dapat di monitor real time di Command Center Holding BUMN Farmasi," katanya.

Indonesia sendiri, kata dia, membutuhkan vaksin Covid-19 untuk 181,5 juta penduduknya, atau setara dengan 426 juta dosis. Untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan vaksin Covid-19 dari produsen Covid-19, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes  Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). 

Dari Permenkes tersebut, kata dia, supply vaksin akan didapat dari  hasil produksi PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech dan Sinovac Life Sciences Co Ltd dan Novovax. Tentunya keseluruhan vaksin Covid-19 tersebut, harus melaporkan hasil uji klinis pertama sampai dengan ketiga, dan mendapatkan EUA dari Badan POM

Untuk dapat memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 di Indonesia, Bio Farma sudah melaksanakan amandemen supply agreement yang ditandatangani Honesti Basyir pada 30 Desember 2021, dengan perusahaan farmasi asal Kanada, AstraZeneca, dan Novovax, masing-masing sebanyak 50 juta dosis. Untuk AstraZeneca, diperkirakan akan mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) pada dari Badan POM pada April 2021

Sementara, Novovax akan mulai dipasok pada Q2 2021 melalui anggota holding BUMN Farmasi, Indofarma, diperkirakan akan mendapatkan EUA dari Badan POM pada Mei 2021. Total yang sudah diamankan dari kedua perusahaan tersebut untuk Indonesia sebanyak 100 juta dosis. Selain dengan dua perusahaan tersebut, Bio Farma juga akan direncanakan menandatangani supply agreement dengan Pfizer Biontech. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: