Nyatakan Sukses Kendalikan Krisis Ekonomi & Kesehatan, Jokowi Bicaranya Berkali-kali
Data menunjukkan Corona semakin mengkhawatirkan, ekonomi juga masih minus. Namun, Presiden Jokowi menyatakan mampu mengendalikan krisis ekonomi dan kesehatan dengan baik. Pernyataan itu tak hanya sekali diucapkan Jokowi. Tapi, berkali-kali.
Yang teranyar, Jokowi mengutarakan hal itu saat membuka Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPL-PGI) secara virtual, kemarin. Jokowi berpidato via konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor.
Sebelum masuk ke materi krisis ekonomi dan kesehatan, Jokowi lebih dulu mengingatkan, sepanjang 2020 hingga memasuki 2021, Indonesia menghadapi beberapa ujian dan cobaan. "Yang sangat berat, pandemi Covid-19," ucapnya.
Baca Juga: Ikut Sebut Jokowi Cuma Presiden Cebong, Telak! Refly Harun Habis Diacak-acak Ferdinand
Pandemi akibat virus Corona itu, lanjut Jokowi, tidak hanya melanda Indonesia. Tapi, sudah menyebar di 215 negara. Dampaknya, kesehatan dan ekonomi alami krisis.
Di sinilah Jokowi mulai membahas soal kemampuan Indonesia mengendalikan krisis kesehatan dan krisis ekonomi. "Kita bersyukur, Indonesia termasuk negara yang bisa mengendalikan kedua krisis tersebut dengan baik," tegasnya.
Jokowi mengakui, permasalahan akibat pandemi itu belum sepenuhnya selesai. Makanya, dia mengimbau masyarakat selalu waspada dan siaga.
Tak cuma pandemi Covid-19, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyebut sejumlah bencana lain yang menimpa Indonesia. Antara lain, banjir di Kalimantan Selatan, kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182, tanah longsor di Sumedang, hingga gempa bumi di Mamuju dan Majene.
Di samping itu, ada 3 poin lain yang ikut disinggung Jokowi. Pertama, soal vaksinasi. Kedua, pemulihan ekonomi. Ketiga, tentang toleransi.
Pernyataan Indonesia berhasil mengendalikan krisis kesehatan dan ekonomi juga pernah disampaikan Jokowi dalam rapat dengan para gubernur, 1 September 2020. Ketika itu, jumlah kasus Corona “baru” 174 ribu. "Kalau dibandingkan negara lain, posisi Indonesia masih relatif terkendali," kata Jokowi.
Selang hampir 5 bulan, kasus Covid-19 terus melonjak. Terutama penambahan kasus harian, baik yang teridentifikasi positif Covid, maupun yang meninggal dunia.
Kemarin, total sudah 999.256 kasus yang terinfeksi Covid-19. Diperkirakan, hari ini bakal tembus 1 juta.
Baca Juga: Positivity Rate 28,9% Kasus Sembuh Cetak Rekor, Tapi Penularan Covid Masih Cetar
Jumlah pasien yang berhasil disembuhkan cukup oke. Sampai kemarin, sudah 809.488 orang. Sayangnya, jumlah pasien meninggal juga terus bertambah. Sampai kemarin, ada 28.132 orang gugur akibat Corona.
Selain kesehatan, Jokowi juga pede dalam hal penanganan ekonomi di tengah pandemi. "Secara konsisten kebijakan pemulihan ekonomi yang kita jalankan sudah mulai terlihat hasilnya," ujarnya, dalam outlook perekonomian Indonesia, 22 Desember 2020.
Apa benar ekonomi kita sudah mulai membaik? Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira tak sependapat. "Kelihatannya, itu over claim," kritik Bhima, dalam obrolan dengan Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurutnya, saat defisit anggaran pemerintah bengkak hingga 6 persen, ekonomi akan tetap tumbuh negatif. "Jadi, kata pemulihan nampaknya masih jauh. Pemerintah perlu lebih keras bekerja. Tidak sekadar memberikan sinyal positif ke publik," sambungnya.
Untuk krisis kesehatan, apa sudah terkendali? Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono menyatakan, belum. Dia bahkan menyebut, Indonesia gagal mengendalikan pandemi. "Bersyukur tidak ada gejolak sosial. Walaupun Indonesia gagal kendalikan pandemi," ucapnya, kepada Rakyat Merdeka tadi malam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: