Myanmar dan Rusia Jadi Ujian untuk Joe Biden, Pengamat Luar Negeri Pastikan AS...
Kredit Foto: AP Photo
"Amerika Serikat mencabut sanksi-sanksi pada Myanmar selama sepuluh tahun terakhir berdasarkan kemajuan dalam demokrasi, kemunduran pada kemajuaan ini memerlukan peninjauan ulang atas sanksi-sanksi dan otoritas kami, sesuai dengan pendekatan yang tepat, Amerika Serikat akan berpihak pada demokrasi dimanapun hal itu diserang," kata Biden.
Pekan ini, militer Myanmar kembali mengambil alih pemerintah setelah sempat bereksperimen dengan demokrasi yang terbatas. Angkatan Bersenjata menahan State Counsellor Aung San Suu Kyi. Hal ini membuka pintu lebih luas lagi bagi China di saat AS berusaha menahan pengaruh Beijing di kawasan.
"Ini kemunduran bagi Myanmar dan pemerintah demokrasi di seluruh Asia, ini kemunduran yang tak menguntungkan yang mengarah pada otoritarinisme dan mengkhawatirkan, memberi contoh mengerikan bagi negara lain," kata mantan Wakil Menteri Luar Negeri kawasan Asia dan Pasifik, Danny Russel.
Russel kini wakil presiden International Security and Diplomacy di Asia Society Policy Institute.
"Jelas ini krisis di awal pemerintahan Biden dan memperjelas perbedaan antara dukungan pada demokrasi dan dukungan China pada otoritarianisme," tambahnya.
Ketegangan di Myanmar sudah terasa sejak lama tapi Washington gagal melacaknya sejak awal. Terutama karena didera pandemi virus corona yang menyebabkan krisis terburuk di AS setelah puluhan tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: