Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Bawah Biden, AS Masih Anggap Rudal S-400 Erdogan Ancaman Besar karena...

Di Bawah Biden, AS Masih Anggap Rudal S-400 Erdogan Ancaman Besar karena... Kredit Foto: Getty Images
Warta Ekonomi, Ankara -

Turki melakukan kontak resmi pertamanya dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa (2/2/2021). Hal itu bisa dikonfirmasi dengan adanya panggilan telepon antara para penasihat utama kedua negara.

Penasihat kebijakan luar negeri utama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin dan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berdialog. Keduanya membahas perkembangan terbaru di Suriah, Libya, Mediterania timur, Siprus, dan Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Ancang-ancang India Operasikan Rudal S-400 Rusia Gegara China Mulai Bermanuver?

Banyak suara di Washington mempertanyakan aliansi antara kedua negara setelah pembelian sistem pertahanan rudal Rusia oleh Ankara pada 2019. Sistem S-400 Turki dipasang tahun lalu, dan Erdogan baru-baru ini berkomitmen untuk melanjutkan pembicaraan untuk pengadaan rudal gelombang kedua dari Moskow meskipun ditentang AS.

"Kami tidak dalam posisi untuk (harus) meminta izin dari pemerintah Biden," katanya, dilansir Arab News, Kamis (4/2/2021).

Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Sullivan menyatakan "kekhawatiran bahwa akuisisi Turki atas sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 Rusia merusak kohesi dan efektivitas aliansi."

Tetapi Ozgur Unluhisarcikli, direktur kantor Ankara dari think tank German Marshall Fund, berpikir bahwa Washington tidak mempertimbangkan tawar-menawar besar atau mengatur ulang dengan Turki.

"Apa yang disarankan siaran pers adalah melanjutkan kerja sama dalam masalah yang disepakati kedua sekutu, menyelesaikan perselisihan apa yang bisa diselesaikan, tetapi yang paling penting mengelola perselisihan secara efektif, daripada hanya menyetujui untuk tidak setuju dengan cara biasa," katanya kepada Arab News.

"Sementara ketidaksepakatan tentang masalah sekunder lebih mudah untuk dikelola, ketidaksepakatan tentang masalah yang terkait dengan inti aliansi perjanjian antara Turki dan AS adalah kasus yang berbeda," katanya.

Percakapan antara Sullivan dan Kalin terjadi seminggu setelah pernyataan lain dari Gedung Putih menggambarkan China dan Turki sebagai perhatian bersama bagi Washington dan UE.

Desember lalu, Washington memberlakukan sanksi terhadap Ankara --termasuk larangan mengeluarkan izin ekspor-- atas akuisisi S-400, setelah mengeluarkan sekutu NATO-nya dari program jet tempur F-35, meskipun beberapa bagian dari pesawat tersebut diproduksi di Turki.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: