Kudeta Partai Demokrat berpotensi terjadi jika Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak buka suara.
Begitulah menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) terkait isu kudeta Partai Demokrat.
"Jika kemarin AHY tak berteriak ke publik dan tak kirim surat ke Jokowi terkait akan ada gerakan kudeta, maka bisa saja di bulan ini kudeta itu bisa terjadi," kata Ujang saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (6/2/2021).
Baca Juga: 'Moeldoko Tak Bijak Atasi Isu Kudeta Demokrat dan AHY'
Baca Juga: Ini Dia Sebaran Kasus Positif COVID-19 per Sabtu 6 Februari
Menurut Ujang, posisi AHY di pucuk pimpinan partai untuk sementara ini aman, karena dia telah membongkar dugaan kudeta tersebut ke publik. Apalagi, AHY juga sudah menyampaikannya ke Jokowi melalui surat meskipun tak mendapat jawaban. "Karena AHY melakukan dua strategi itu, maka untuk sementara AHY aman," jelasnya.
Namun demikian, Ujang memprediksi ke depan AHY masih akan terus digoyang oleh kekuatan eksternal. Karenanya, Demokrat harus bersikap tegas melawan segala bentuk intervensi dari pihak luar. ”Tapi kedepan, sepertinya AHY masih akan terus digoyang oleh kekuatan eksternal itu. Sikapnya harus jelas yaitu melawan segala bentuk intervensi pihak luar itu," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Ketua Umum Demokrat AHY menyebut ada pejabat pemerintahan yang terlibat dalam upaya pengambilalihan paksa kursi yang didudukinya. Tak tanggung-tanggung, AHY menyebut orang itu berada di lingkaran dekat Presiden Jokowi. AHY juga sudah mengirimkan surat resmi kepada Presiden Jokowi untuk mengklarifikasi hal ini. Selain pihak eksternal, ada pula pihak internal yang terlibat dalam gerakan ini. Mereka terdiri atas kader Demokrat aktif, kader tidak aktif, kader yang sudah diberhentikan, dan kader yang keluar dari Demokrat.
Sementara itu, politikus Demokrat, Andi Arief melalui akun Twitternya mengungkap bahwa pejabat didekat lingkaran Jokowi yang diduga terlibat pengambilalihan paksa kursi pimpinan partai berlogo segitiga Mercy itu adalah KSP Moeldoko. "Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko. Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi," kata @Andiarief__.
Moeldoko sendiri sudah membantah isu ini. Dia menegaskan tidak ada rencana kudeta kursi pemimpin Demokrat. Mantan Panglima TNI itu juga menegaskan hal tersebut adalah urusan dirinya dan jangan dikaitkan dengan Istana atau Presiden Jokowi. Belakangan, Mensesneg Pratikno mengungkapkan bahwa Istana tidak akan memberi jawaban atas surat yang dikirimkan AHY. Pasalnya, isu kudeta ini adalah permasalahan internal partai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna