Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catatan Misbakhun untuk BI Hadapi Ketidakpastian Pandemi

Catatan Misbakhun untuk BI Hadapi Ketidakpastian Pandemi Kredit Foto: Ferry Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi XI DPR M Misbakhun mengapresiasi kinerja Bank Indonesia (BI) dalam membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjaga perekonomian nasional pada masa pandemi. Namun, legislator Golkar itu juga mengingatkan BI menyusun rencana kontigensi seiring pandemi Covid-19 yang belum bisa dipastikan kapan bakal berakhir.

Misbakhun menyampaikan hal itu dalam rapat kerja Komisi XI DPR dengan Gubernur BI Perry Warjiyo dan jajarannya, Selasa (9/2).  Menurutnya, selama ini Perry dan jajaran BI telah berupaya membangun optimisme di tengah ketidakpastian.

“Membangun optimisme ini penting,” ujar Misbakhun dalam raker yang dipimpin Wakil Ketua Komisi XI Dolfie OFP itu.

Namun, Misbakhun meminta BI melihat situasi dan kondisi saat ini secara memadai dan rasional. Mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu lantas mencontohkan cadangan devisa RI yang mencapai rekor tertinggi, yakni USD 135,1 miliar pada Juli 2020.

Andai cadangan devisa yang mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah RI itu karena situasi normal dan bukan karena masuknya global bond, sambung Misbakhun, tentu patut dibanggakan. Sebab, implikasinya langsung ke dalam negeri.

Namun, Misbakhun mengaku tidak melihat hal itu. “Cadangan devisa yang besar tidak disebabkan oleh situasi itu, “ ulasnya.

Selain itu, Misbakhun juga menyoroti angka defisit transaksi berjalan yang lebih rendah karena surplus perdagangan. Lagi-lagi legislator asal Pasuruan, Jawa Timur itu menilai kondisi tersebut terjadi karena ketidaknormalan.

“Karena ketika negara lain memberlakukan ketidaknormalan, kebijakan lockdown misalnya, membuat situasi tidak seimbang trade balance kita,” tuturnya.

Lebih lanjut Misbakhun merujuk sejumlah lembaga yang memprediksi masa akhir pandemi Covid-19. Misalnya, Bloomberg memperkirakan pandemi di Indonesia baru akan berakhir dalam waktu 10 tahun. Sementara Singapura memprediksi pandemi Covid-19 akan berakhir dalam tempo 4-5 tahun.

"Di tahun 2020 kita memperkirakan Covid ini akan selesai pada 2020. Kemudian kita membangun wacana bahwa vaksin akan menjadi game changer, orang setelah divaksin akan selesai dengan sendirinya. Ternyata setelah divaksin pun orang harus melakukan penyesuaian-penyesuaian yang baru dan ini butuh periodisasi yang tidak cepat,” ulasnya.

Oleh karena itu Misbakhun meminta BI menyusun skenario dan rencana kontingensi guna mengantisipasi situasi ketidakpastian yang bakal terjadi pada masa-masa mendatang.

"Karena ini memberi risiko pada neraca moneter kita, dan neraca moneter ini penjaga gawangnya ialah Bapak (Perry Warjiyo, red) sebagai gubernur bank sentral,” cetusnya.

Misbakhun juga mengharapkan BI cukup kuat dalam membantu pemerintah menopang pembiayaan pembangunan. Sebab, BI akan menjadi andalan ketika pandemi Covid-19 tak kunjung berlalu.

“Harapan kita tinggal kepada Bank Indonesia. Saya khawatir bila Covid-nya memanjang uang makin sulit di pasar. Harapan kita hanya bertumpu pada Bank Indonesia. Ini yang menurut saya harus diantisipasi dengan skenario-skenario itu,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: