Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lahir dari Keluarga Miskin, Tom Liwafa Kini Sukses hingga Beli BMW Atta Halilintar Cash Rp3 M!

Lahir dari Keluarga Miskin, Tom Liwafa Kini Sukses hingga Beli BMW Atta Halilintar Cash Rp3 M! Kredit Foto: Instagram/tomliwafa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tom Liwafa namanya makin dikenal setelah membeli mobil BMW Atta Halilintar. Padahal, bisnisnya sudah mentereng di mana-mana seperti Handmadeshoesby dan Delvationstory, Delta Outfit, Delta Premium, Razter Project, Se'i Sapiku dan masih banyak lagi.

Adapun produk-produk Tom Liwafa terkenal murah bahkan dikenal sebagai Raja Perang Harga. Padahal, pria yang biasa disapa Tom ini lahir dari keluarga yang cukup miskin. Orang tuanya hanya bekerja serabutan untuk menyambung hidup hari demi hari. Hal itu diungkap oleh Tom sendiri dalam kanal YouTube Rico Huang di video bertajuk "DARI DESA SAMPAI JADI ORANG SUKSES & BELI BMW ATTA HALILINTAR CASH ! TOMLIWAFA".

Baca Juga: Ikut MLM hingga Tak Mampu Bayar Cicilan, Begini Kisah Jess No Limit hingga Jadi Gamer Terkenal

Selanjutnya, Tom sendiri memaksakan diri untuk kuliah di Surabaya. Saat kuliah itulah Tom mengaku 'tidak bisa diam', ia pun mulai menjual kaos yang diproduksi sendiri, ia juga sempat menjadi vokalis band.

Hingga suatu hari, Tom kenal dengan website KasKus yang membuka wawasan dan mindset-nya. Di sana pula Tom mulai berjualan.

Setelah itu, Tom bertemu dengan wanita yang saat ini menjadi istrinya, Delta Hesti. Hesti hanyalah lulusan SD yang diajak oleh Tom untuk bersama-sama tumbuh membuat bisnis fesyen beserta grosir tas dan sepatu.

Tom juga pernah gagal berbisnis saat ia berjualan kaos distro tetapi era langsung berubah. Dia mengaku jatuh di saat sedang tinggi-tingginya. Dari kegagalan itulah, Tom belajar banyak hingga bisa mendirikan toko-toko fesyen.

Wafa juga memiliki bisnis dalam bidang beverages, food, handmade shoes, furniture, clothing, dan persewaan LED. Bisnis tersebut memungkinkan Wafa memperkerjakan ratusan orang. Lebih tepatnya, Tom mempekerjakan 200 orang karyawan resmi yang terdaftar di perusahaannya. Adapun penjahit yang ia gunakan dalam bisnis fesyennya adalah para UMKM dan home industry.

Peran Hesti sebagai istri dari Wafa sangat membantu bisnisnya. Hesti terlihat piawai dalam pembuatan konten untuk mendongkrak personal branding mereka.

Pernah suatu hari Tom membakar baju-bajunya yang gagal produksi. Tetapi oleh netizen malah dinyinyiri lebih baik disumbang. Menurut Tom, jika menyumbang baju gagal produksi, itu berarti ia merusak kualitas brandnya sendiri.

Setelah itu, Tom pun bertemu Atta Halilintar. Awalnya mereka malah berdiskusi soal digital marketing, fesyen dan lain-lain. Lalu, berujung pada informasi bahwa mobil Atta dijual. Setelah mencari-cari info, terbanglah Tom ke Jakarta untuk berdiskusi langsung dengan Atta soal mobil yang hendak ia beli. Lalu, Atta menanyakan tata cara pembayarannya, cash atau kredit.

Dengan kerennya, Tom langsung memberikan cash untuk membeli mobil BMW i8 Atta Halilintar yang harganya didapuk Rp3 miliar.

Selain membeli mobil Atta Halilintar, Tom juga dikenal sebagai pemilik konten yang hobi sedekah dan berbagi. Hal ini karena menurutnya, ia memang hobi mengeluarkan uangnya baik untuk mentraktir atau bersedekah.

Selain itu, Wafa juga menilai marketing terbaik saat ini adalah marketing empati. Karena itulah, sambil menyelam minum air, sambil sedekah, ia membuat konten yang diharapkan bisa menggerakkan orang-orang untuk ikut bersedekah.

Selain itu, marketing empati juga bisa membuat branding perusahaannya dikenal memiliki citra suka berbagi.

Lebih lanjut, Rico Huang dan Tom Liwafa memiliki pendapat yang sama yaitu suatu produk baru akan terjual jika ada kisah menarik di belakangnya.

Menurut Tom, personal branding selain untuk meningkatkan penilaian kita pada orang yang baru dikenal, tetapi juga meningkatkan penilaian para orang yang sudah mengenal kita meski kita belum mengenalnya. Karena itu, personal branding sangat penting.

Ketika membuat sebuah konten, jangan memikirkan uangnya dahulu. Tetapi pikirkan melalui konten tersebut akan ada banyak networking dan peluang tercipta. Just do it, selama itu baik dan benar, lakukanlah apa yang kamu yakini untuk mencapai kesukesan. Personal branding juga harus dibuat secara tulus tanpa dibuat-buat hingga membuat orang lain percaya tanpa perlu bertanya. Selain itu juga urusan pajak dengan pemerintah harus terselesaikan, serta tidak membuat drama-drama yang tak penting.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: