Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi: Pemulihan Ekonomi Modal Utama Pertumbuhan Positif

Jokowi: Pemulihan Ekonomi Modal Utama Pertumbuhan Positif Kredit Foto: Instagram Joko Widodo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 5%. Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa untuk mencapainya, dibutuhkan kerja keras terutama dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Hal itu dikatakannya saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 secara virtual pada Kamis (4/3/2021). Jokowi mengatakan, selama 2020 pertumbuhan ekonomi nasional jatuh di angka -2,19%.

Baca Juga: Banggar DPR Sebut Reorientasi Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2022-2024

Selain itu, akibat pandemi, kinerja perekonomian berada dalam situasi yang tidak mudah. Oleh sebab itu, Jokowi mengajak seluruh pihak untuk bekerja keras dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional. "Target di APBN tahun ini, pertumbuhan ekonomi mencapai kurang lebih 5%. Bukan sesuatu yang mudah dari -2,19% menjadi 5%," ucapnya.

Jokowi pun menyoroti beberapa kebijakan perdagangan yang harus dilakukan. Pertama, soal ketersediaan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. "Dalam negeri harus betul-betul urusan stabilitas harga, ketersediaan pasokan harus terjamin," tegasnya.

Kedua, menghidupkan kembali sektor perekonomian yang sempat terganggu akibat krisis. "Sektor-sektor mana yang terganggu dan harus diapakan? Apakah harus diberi insentif atau stimulus," tambahnya.

Kemudian, mengundang investasi baru. Jokowi menegaskan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi kita ada di investasi serta menciptakan peluang kerja yang sebanyak-banyaknya. "Hampir 10 juta angka pengangguran baik karena pandemi maupun angkatan kerja baru," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menambahkan, sektor perdagangan masih mampu memberikan kontribusi sebesar Rp1.995,4 triliun atau setara dengan 12,93% terhadap produk domestik bruto (PDB) di 2020.

Sementara itu, berdasarkan pendekatan pengeluaran, nilai total barang dan jasa yang diperdagangkan yang dicerminkan oleh nilai konsumsi masyarakat dalam negeri memberi kontribusi sebesar 58,97% dalam pendapatan nasional.

"Ditambah dengan kontribusi ekspor barang dan jasa sebesar 17,17% disertai dengan impor sebesar 16,2%," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: