Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bangun 10 Juta Sambungan Air Minum, Kementerian PUPR Colek Investor Asing

Bangun 10 Juta Sambungan Air Minum, Kementerian PUPR Colek Investor Asing Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencari pendanaan dari luar negeri untuk meningkatkan jumlah sambungan baru air minum di Indonesia, dengan target 100 persen air layak di 2024.

Direktur Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR, Yudha Mediawan, dalam Webinar “Our Challenges Are Your Opportunities”, Kamis (4/3/2021), menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 kurang lebih terdapat 89,77% sambungan baru dengan gabungan perpipaan. Baca Juga: Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, PUPR Mulai Program Padat Karya Bidang Jalan & Jembatan

Menurut dia, hal tersebut menjadi pekerjaan rumah besar dan akan menjadi peluang baru bagi dunia usaha.

"Kalau dilakukan pendataan, kebutuhan pendanaan sampai kita bisa mendapatkan 10 juta sambungan rumah baru itu Rp108 triliun, kalau berbicara ketersediaan APBN air minum itu Rp7 triliun per tahun sudah bagus, plus kita ambil hibah kurang lebih hampir Rp1 triliun juga ditambah investasi," jelasnya. Baca Juga: PUPR Targetkan Jalan Tol Cengkareng - Batuceper - Kunciran Selesai Maret 2021

Lanjutnya, ia mengatakan dengan tingginya kebutuhan pendanaan sambungan air minum baru menjadikan peluang besar bagi para pelaku usaha dalam pembiayaan program ini.

"Acara hari ini dibuat sebenarnya untuk menginformasikan bahwa kita bisa mencari solusi pembiayaan yang cerdas. Jadi cerdas itu macam-macam, bisa menggunakan Keppres 46 pinjaman perbankan dengan subsidi bunga 5 persen, nanti sebagian menggunakan APBN, APBD, DAK, diblended jadi satu itu bisa untuk satu project, atau kalau engga kita menggunakan investasi dan government support atau investasi tanpa dukungan pemerintah," tambahnya.

Ia juga menyebut peluang investasi sambungan air minum bersih masih terbuka lebah untuk investor dalam dan luar negeri.

"Ternyata orang luar negeri gatau tentang apa aja project yang bisa diinvestasi di Indonesia, kita harus lebih agresif untuk memberikan informasi proyek-proyek mana, bukan hanya DKI, orang Jepang taunya air minum hanya DKI, Buaran malah, sementara kita sudah bergerak di Jatiluhur I dan II dan Serpong," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: