Hari gini gak investasi? Duh, kudet deh. Investasi itu banyak manfaatnya. Gunakan uangmu untuk sesuatu yang produktif. Mendapatkan uang tambahan dari investasi. Kuncinya adalah komitmen atau disiplin menyisihkan uang setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan. Jangan lagi menunda investasi kalau tidak mau sengsara.
Salah satu jenis investasi yang saat ini tengah digemari merupakan saham. Kalau dilihat, saham merupakan instrumen investasi jangka panjang yang sangat menguntungkan. Karena, dalam lima tahun terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah bertumbuh hingga 35,95% Maret ini.
Baca Juga: KOL Stories x Ogut Mudacumasekali: Mengenal Lebih Dalam Dunia Konten Kreator
Namun, diperlukan pengetahuan yang cukup dalam memilih ratusan emiten yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya, saham merupakan instrumen investasi yang memiliki risiko tinggi. Apalagi, di saat ekonomi tengah bergejolak seperti di masa pandemi saat ini. Orang bilang, high risk high return.
Oleh karena itu, di dalam berinvestasi saham, terutama bagi para pemula, perlu dipahami terlebih dahulu perihal risiko tersebut dan perlu mempertajam indra penciuman untuk mengendus saham-saham yang berpotensi menguat sebelum ketinggalan kereta hingga berakhir hajar kanan.
Untuk lebih memahami cara mengendus aroma cuan di saham, Warta Ekonomi akan membahasnya dengan Stock Practititoner, Nelson Nofanta yang dikenal lewat akun instagram @kokocuanlagi untuk mendidik masyarakat tentang keuangan dan saham, terutama para pemula.
Saham menjadi instrumen investasi yang mencuri perhatian belakangan ini. Menurut Anda, apa sih untungnya berinvestasi saham?
Berbicara investasi, sudah pasti, keuntungan pertama adalah kalian akan menciptakan multiple sources of income. Jadi jika teman-teman bekerja sebagai karyawan dan butuh income tambahan, mungkin investasi bisa menjadi pilihan teman-teman. Kedua, secara historical, dari tahun 1999 hingga tahun 2019, insturmen ini bertumbuh sebanyak 16 hingga 17 persen per tahunnya.
Ketiga, di pasar saham Indonesia baru 1 persen orang yang mengerti dan berinvestasi di saham. Jika dibandingkan dengan negara tetangga, Indonesia masih tertinggal jauh. Jadi, potensi pasar saham Indonsia masih sangat besar. Tidak menutup kemungkinan di beberapa dekade ke depan akan naik hingga puluhan ribu orang yang melakukan investasi di saham.
Sebelum memutuskan berinvestasi saham, hal apa yang sebaiknya perlu dilakukan?
Agar lebih mudah, aku pakai analogi saja. Suatu hari, teman-teman ingin mendaki sebuah gunung. Ketika ingin mendaki gunung, teman-teman akan butuh peta. Peta itu akan menjadi panduan dalam mendaki gunung tersebut. Di saat perjalanan berlangsung, apakah akan berjalan mulus? Tentu saja tidak karena pasti ada rintangannya.
Apa kaitannya dengan saham? Jadi, peta tersebut diibaratkan sebagai tujuan. Jadi, untuk Anda yang ingin masuk ke saham harus menentukan terlebih dahulu tujuan berinvestasi. Tujuannya sudah pasti ingin mencari cuan. Namun, hal itu dapat dibagi lagi menjadi dua. Apakah cuan secara aktif atau pasif? Mendapatkan active income atau mendapatkan passive income? Anda ingin menjadi trader atau menjadi investor?
Jika pilihannya trader, akan mendapatkan active income. Jika ingin menjadi investor, akan mendapatkan passive income. Langkah selanjutnya adalah belajar. Ketika ingin menjadi investor, Anda harus belajar mengenai laporan keuangan. Jika memutuskan menjadi trader, harus belajar seputar charting. Kemudian setelah belajar, Anda juga harus memutuskan target tahunannya. Tidak perlu tinggi, di bawah deposito agar lebih mudah. Kemudian secara perlahan, target tahunannya ditingkatkan perlahan. Terakhir adalah evaluasi, jika tidak sesuai, maka harus diperbaiki.
Bagaimana cara memilih saham yang tepat? Strategi seperti apa yang harus dilakukan kala berinvestasi saham?
Anda harus beradaptasi untuk bisa praktik dengan skill yang baru. Setelah terbiasa, Anda akan punya style dalam berinvestasi atau trading dan bisa mengerti cara mencari cuan. Itu akan terjadi secara natural.
Belakangan ini, ada beberapa saham yang mengalami kenaikan hingga ratusan persen, bagaimana cara mengendus aroma cuan sebelum nilai saham-saham tersebut terbang tinggi?
Pertama sudah pasti kita harus cek berita terlebih dahulu peristiwa apa yang sedang terjadi. Misalnya baru-baru ini ada berita mengenai ppn properti dan kendaraan. Dari peristiwa tersebut, banyak saham properti yang naik. Kedua, Anda bisa juga melihat harga komoditas seperti harga minyak yang juga akan berpengaruh pada naik turun saham perusahaan minyak tersebut sehingga bisa menjadi momentum untuk mencari cuan.
Contoh kedua, di saat saham properti naik, otomatis saham semen akan naik juga. Mengapa? Karena untuk membangun sebuah properti dibutuhkan semen sebagai bahan baku atau komoditas utamanya. Selain bisa melihat dari berita, Anda juga bisa melihat perkembangan saham melalui grafik.
Ini akan saya analogikan seperti berikut: Ketika Anda bekerja di salah satu perusahaan, pimpinan Anda ingin merger dengan perusahaan lain atau ingin akuisisi perusahaan tersebut. Jika Anda mengetahuinya dan kebetulan Anda juga berinvestasi saham, Anda mungkin akan menginvestasikan saham di perusahaan tersebut. Dari pembayaran tersebut akan kelihatan siapa saja yang membeli saham tersebut berdasarkan volume dan transaksinya dalam bentuk chart atau grafik.
Baca Juga: KOL Stories x Cakra Yudi Putra: Apa Kabar Sektor Ekonomi Kreatif?
Salahkan berinvestasi di saham-saham yang sedang tren?
Dari sudut pandang teknikal, saham yang sedang tren itu secara tidak langsung memiliki potensi keuntungan yang lebih besar karena potensi naiknya lebih tinggi dibandingkan untuk turun. Jadi, untuk teman-teman yang ingin berinvestasi di saham seperti ini tidak masalah, tentu saja untuk skala kecil. Untuk skala besar, Anda harus cek apakah saham perusahaan tersebut sedang dalam harga yang murah atau tidak? Jika harganya sudah terlalu mahal, nanti akan dihajar dengan sendirinya oleh pasar.
Adakah pesan yang ingin disampaikan kepada para penonton yang tengah berinvestasi di instrumen saham? Seperti tips aman dalam berinvestasi saham misalnya.
Pertama, Anda harus selalu lihat market Indonesia dalam jangka panjang. Tadi aku sudah menjelaskan di awal bahwa 20 tahun yang lalu, pasar saham kita tumbuh sekitar 17 persen setiap tahunnya. Kemudian sebanyak 1,3 persen masyarakat Indonesia sudah berinvestasi ke saham. Hal itu merupakan potensi besar bagi dunia saham Indoensia.
Kedua, saat membeli saham, Anda harus punya alasan yang kuat. Jika Anda menggunakan analisa fundamental, Anda perlu cek performa keuangan perusahaannya seperti apa, kapan masuk dan keluarnya. Anda harus punya planning sedetail itu. Namun, jika Anda menggunakan analisa teknikal, Anda harus menentukan kapan harus check profit.
Ketiga, karena yang sedang hits adalah bandarmology, Anda bisa menentukan pilihan untuk exit jika bandarnya juga keluar. Anda jangan bertindak sebagai retail. Anda harus belajar untuk jangka panjang. Ibaratnya, investasi adalah ilmu yang dipelajari sekali, tetapi berlaku seumur hidup.
Contohnya itu Warren Buffet, dari umur belasan hingga 90-an masih paham. Belajar investasi itu hanya sekali, tetapi perlahan dapat ditingkatkan untuk kepentingan diri Anda. Dari diri Anda akan berdampak ke keluarga dan teman-teman Anda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: