Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vaksin AstraZeneca Keamanannya Masih Dipertanyakan, Tapi Sebentar Lagi Akan Kadaluarsa

Vaksin AstraZeneca Keamanannya Masih Dipertanyakan, Tapi Sebentar Lagi Akan Kadaluarsa Vaksin virus corona jenis AstraZeneca. | Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan hampir seluruh vaksin COVID-19 yang didatangkan pada Desember 2020 telah habis terpakai.

"Kalau yang kedaluarsanya dekat adalah vaksin yang kita dapat di bulan Desember 2020, yaitu 1,2 juta yang gelombang pertama yang jatuh (kedaluarsa) di 25 Maret 2021," katanya saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Senin.

Vaksin tersebut sudah seluruhnya terpakai untuk penyuntikan kepada para tenaga kesehatan, kecuali di Papua yang saat ini sedang dipantau laporannya.

"Kita masih cek yang di Papua, ada beberapa daerah. Karena kita kirimnya ke 34 provinsi, kita sedang konfirmasi lagi daerah di Papua. Tapi daerah di luar Papua, semuanya sudah terpakai," katanya.

Budi mengatakan sebanyak 1,8 juta vaksin untuk gelombang berikutnya memiliki waktu kedaluarsa di akhir Mei 2021.

Sementara itu, untuk vaksin yang tengah ditunggu rilisnya adalah AstraZeneca sebab memiliki interval penyuntikan yang berbeda dengan vaksin lain, yakni sembilan sampai 12 minggu dari suntikan pertama.

"AstraZeneca ini kedaluarsanya Mei 2021 dan sampai sekarang kita masih menunggu juga rilis dari BPOM terkait keamanannya," katanya.

Seperti diketahui, BPOM terpaksa menunda implementasi vaksin AstraZeneca menyusul laporan gangguan pada darah dari penerima vaksin di beberapa negara Eropa. BPOM hingga saat ini menunda pemakaian vaksin tersebut hingga muncul laporan resmi terkait keamanan vaksin AstraZeneca dari Lembaga Kesehatan Dunia WHO.

Untuk menghindari kedaluarsa, kata Budi, pemerintah rencananya akan memanfaatkan 1,7 juta vaksin AstraZeneca akan dihabiskan dalam rangkaian vaksinasi pertama.

"Karena nanti akan datang lagi kalau tidak salah sekitar 3 juta di tanggal 22 Maret 2021 dan 7 juta di tanggal 22 April 2021. Jadi yang 3 juta itu yang dipakai sebagai vaksinasi yang kedua," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: