Potensi Innovative Credit Scoring: Tingkatkan Akses Pendanaan Usaha

Ketika mengajukan pinjaman ke bank atau perusahaan pembiayaan, penilaian risiko kredit ebgitu penting. Secara umum, bank dan perusahaan pembiayaan menggunakan princip 5C, yakni: character/karakter, capacity/kapasitas, condition (kondisi), capital (modal), dan collateral (agunan/jaminan).

Namun, di era digital seperti saat ini, penilaian risiko juga menjadi prosedur peminjam di fintech; dengan model bisnis Innovative Credit Scoring (ICS) yang memanfaatkan sumberdata alternatif.

Beberapa sumber data alternatif, yakni: data belanja daring, data telekomunikasi (pulsa/tagihan telepon), dan jejak di media sosial.

Baca Juga: Begini Spesifikasi Lengkap Samsung A52, Mau Beli?

Baca Juga: Tesla Lebih Banyak Cetak Untung Karena Bitcoin, Bukan Jual Mobil, yang Benar?

Harapannya, ICS dapat menambah efektivitas penilaian risiko kredit sehingga mengurangi risiko gagal bayar dan kredi macet. Hal itu juga akan berdampak terhadap masyarakat yang belum meiliki rekening bank.

Managing Director Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Mercy Simorangkir mengatakan, "Pemerintah ingin meningkatkan indeks inklusi keuangan masyarakat 90% pada 2024. Kehadiran fintech Innovative Credit Scoring harapannya dapat menjadi enabler yang memfasilitasi masyarakat, terutama yang  belum tersentuh oleh layanan perbankan, untuk mendapatkan pendanaan bagi kegiatan usahanya."

Kegiatan Fintech Talk oleh Aftech bersama SDB bertujuan menyosialisasikan tentang perkembangan inovasi dan industri Innovative Credit Scoring serta perannya dalam mendukung inklusi keuangan serta pemerataan kesejahteraan ekonomi masyarakat.