Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada yang Baru Nih! Kim Jong-un dan Xi Jinping Saling Berbalas Pesan, Waspada Balasan AS

Ada yang Baru Nih! Kim Jong-un dan Xi Jinping Saling Berbalas Pesan, Waspada Balasan AS Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada kongres Partai Pekerja Korea di Pyongyang dalam foto ini disediakan oleh Kantor Berita Pusat resmi pada 11 Januari. | Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Seoul -

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden China Xi Jinping saling bertukar pesan yang menegaskan kembali aliansi tradisional kedua negara. Pesan dari kedua pemimpin negara itu disampaikan dalam pertemuan antara diplomat senior China, Song Tao dan Duta Besar Korut untuk China Ri Ryong-nam di Beijing pada Senin (22/3/2021).

Kantor berita resmi Korut, KCNA mengatakan dalam pesan yang ditulis untuk Xi, Kim menyerukan persatuan dan kerja sama yang lebih kuat dengan China dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh kekuatan musuh.

Baca Juga: Tegas! Presiden Xi Jinping Keluar Tanduk, Peringatkan Alibaba Cs untuk Bersiap Aturan Ketat!

Kim juga berbicara tentang keadaan hubungan Korut dengan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel). Kim mengatakan, komunikasi antara ia dan Xi diperlukan dalam menghadapi "situasi eksternal" yang berubah.

"Pesan Kim menekankan perlunya memperkuat persatuan dan kerja sama antara kedua pihak dan kedua negara untuk mengatasi tantangan serba guna dan langkah-langkah yang menghalangi kekuatan musuh," kata KCNA.

Sementara itu, kantor berita Xinhua mengatakan, dalam pesannya kepada Kim, Xi menggambarkan hubungan bilateral sebagai "aset berharga" bagi kedua negara dan berjanji untuk memberikan kontribusi untuk perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.

Xi juga menyatakan komitmennya untuk "memberikan kehidupan yang lebih baik kepada rakyat kedua negara.

AS perkuat sekutu

Pertukaran pesan antara Kim dan Xi terjadi ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden meningkatkan upaya diplomatik untuk memperkuat kerja sama dengan sekutu Asia, Korsel, dan Jepang buat menangani ancaman nuklir Korut dan pengaruh regional China yang semakin meningkat.

Sebelumnya, pejabat tinggi AS dan Cina melakukan pertemuan di Anchorage, Alaska untuk pertama kalinya sejak Biden menjabat sebagai presiden.

Pembicaraan di Alaska dinilai tidak memberikan hasil yang signifikan karena AS dan China saling melontarkan kritik atas kebijakan masing-masing negara. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan melakukan pertemuan perdana dengan diplomat top China Yang Jiechi dan Anggota Dewan Negara Wang Yi di Anchorage.

Anggota delegasi China meninggalkan hotel tempat pertemuan tanpa berbicara dengan wartawan usai pertemuan. Namun, Yang berbicara kepada jaringan televisi Cina, CGTN bahwa diskusi berjalan sangat konstruktif.

Sebelum melakukan pertemuan di Anchorage, Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin melakukan perjalanan ke Jepang dan Korsel untuk melakukan pembicaraan yang berfokus pada Korut dan China.

Direktur Studi Korut di Institut Sejong Korsel, Cheoung Seong-chang mengatakan, pesan Kim kepada Xi merupakan tanggapan atas kunjungan Blinken dan Lloyd minggu lalu ke Jepang dan Korsel.

Ini menandakan dimulainya upaya pemerintahan Biden untuk menciptakan pendekatan terkoordinasi dengan sekutunya terkait Korut.

Cheong mengatakan, Xi tidak secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap rencana Kim untuk memperluas kemampuan nuklir Korut. Namun sebaliknya, Xi menekankan stabilitas regional.

Cheong mengatakan, Cina telah menganjurkan "pendekatan dua jalur" untuk masalah ini, di mana AS akan menawarkan jaminan keamanan kepada Korut. Sebagai gantinya Pyongyang meninggalkan program senjata nuklirnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: