Upaya deredikalisasi perlu digalakkan kembali di lingkungan pendidikan termasuk lembaga dakwah Islam di seluruh pelosok nusantara.
“Harus ada yang mengurus lembaga pendidikan dengan baik untuk upaya ini (deradikalisasi),” kata Anggota Majelis Amanah Mathla'ul Anwar KH Embay Mulya Syarief dalam keterangannya, Minggu (28/3/2021).Baca Juga: Kecam Aksi Bom Bunuh Diri Makassar, Jokowi: Bongkar Sampai ke Akar-Akarnya!
Radikalisasi dinilai sangat dekat dengan bibit-bibit terorisme yang sangat membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, peran lembaga pendidikan termasuk lembaga dakwah di daerah-daerah harus lebih difokuskan.
“Parameternya adalah kualitas mutu pendidikan yang harus kita tingkatkan, di era persaingan yang bebas,” kata KH Embay yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Ekonomi PB Mathla'ul Anwar pada 2010-2015 tersebut.Baca Juga: Demi Lawan Kekuatan Iran, Gabungan 4 Negara Eropa Ini Bersatu Kembangkan Bom Nuklir
Embay menilai saat ini Indonesia justru kekurangan kader yang bisa membawa bangsa ini terbebas dari persoalan pelik bangsa termasuk radikalisme dan terorisme.
“Kita kekurangan kader. Seorang figur tidak bisa ditransfer. Kita kekurangan agamawan tapi kebanyakan pekerja agama. Pendidik dan kuli ngajar. Penumpang daripada penopang. Kita harus bersanding, mencetak kader-kader sebagai penopang. Alumni yang membuat kiprah kita 'ngayogyog' kita harapkan seperti itu,” katanya.
Menjelang dilaksanakannya Muktamar XX dan Milad 105 Tahun Mathla'ul Anwar, para akademisi Universitas Mathla'ul Anwar (UNMA) yang dimotori oleh Said Ariyan dan Eko Suprianto menggelar kegiata Lorong Diskusi dengan Tema "Pertarungan Gagasan Calon di Muktamar Mathla'ul Anwar".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil