Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satgas: Varian E848K Dapat Dicegah dengan Prokes

Satgas: Varian E848K Dapat Dicegah dengan Prokes Kredit Foto: Instagram Wiku Adisasmito
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kemunculan varian baru Covid-19, yang dinamakan varian E484K, merupakan hasil mutasi dari varian B117. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan, mutasi E484K yang terjadi pada protein spike adalah mutasi yang sama seperti ditemukan pada varian Afrika Selatan dan Brazil.

"Berdasarkan hasil penelitian, varian ini lebih cepat menular. Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan dalam setiap aktivitas yang dilakukan, sebagai upaya mencegah penularan," ungkapnya saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden pekan lalu.

Baca Juga: Tim Pakar Satgas Covid-19 Sebut Larangan Mudik karena Vaksinasi Belum Capai 80%

Pemerintah juga terus meningkatkan surveilans Whole Genome Sequencing (WGS) untuk memetakan varian Covid-19 yang masuk ke Indonesia. Juga, sambil mempertahankan proses skrining pada saat warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI) yang masuk dari luar negeri masuk ke Indonesia.

Di samping itu, pemerintah terus memastikan ketersediaan reagen demi tercapainya angka testing sesuai standar dunia. Dalam memaksimalkan ketersediaannya, pemerintah berusaha menggunakan reagen baik hasil produksi dalam negeri dan dari produksi luar negeri.

Dari data per Maret 2021, stok Reagen yang terdata di Satgas Penanganan Covid-19 melebihi 800 ribu. Jumlah yang terdata di Satgas ini di luar pendataan yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan yang tersebar di berbagai daerah.

"Pemerintah terus memastikan ketersediaan stok terpenuhi. Serta distribusi reagennya yang merata, demi tercapainya angka testing Covid-19 yang sesuai standar dunia dan tepat sasaran," pungkasnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengkonfirmasi bahwa vaksin yang digunakan pemerintah masih ampuh melawan strain virus dari Covid-19.

Ia menjelaskan bahwa lonjakan kasus yang belakangan ini dialami negara-negara Eropa diakibatkan karena strain baru dari virus Covid-19. Namun, Budi mengatakan bahwa dengan jumlah vaksinasi yang tinggi, justru tidak muncul lonjakan kasus karena strain baru.

Indonesia saat ini berada di posisi kedelapan sebagai negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak. Di antara negara-negara nonprodusen vaksin, Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: