Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Diadu' dengan Megawati oleh Marzuki Alie, Demokrat Puji SBY 'Setengah Mati'

'Diadu' dengan Megawati oleh Marzuki Alie, Demokrat Puji SBY 'Setengah Mati' Kredit Foto: Instagram Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyataan mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Marzuki Alie, yang membandingkan popularitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Soekarnoputri ditanggapi oleh Kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Diketahui, Marzuki Alie mengungkapkan popularitas SBY sebelum menjadi presiden jauh di bawah Megawati, yakni sekitar 15%. Namun, kata Marzuki Alie, dengan membentuk jaringan partai, fans club, dan lainnya, secara perlahan SBY makin dikenal dengan tagline SBY Demokrat, Demokrat SBY. Maka itu, kata Marzuki Alie, banyak barang bagus kalah karena masalah marketing.

Baca Juga: SBY Diam-Diam Daftarkan Merek Partai Demokrat, Kubu Moeldoko Meradang: Lawan!

"Ya, memang banyak produk atau tokoh politik secara kualitas biasa saja bahkan cenderung buruk sekalipun, jika dikemas dan dicitrakan dengan positioning yang tepat akan mendapat tempat di pikiran dan hati target audience atau masyarakat," ujar Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Demokrat kubu AHY Yan Harahap kepada SINDOnews, Kamis (8/4/2021).

Yan Harahap justru menilai SBY sudah sangat berkualitas. Yan Harahap menambahkan, kemasan SBY menawan dan strategi pemasarannya pun mumpuni. "Positioning-nya jelas, yakni cerdas, santun, dan berwibawa, pada akhirnya mudah diterima pasar. Dalam hal ini, masyarakat pemilih di Indonesia," kata Yan Harahap.

Buktinya, kata Yan, SBY menjadi presiden dua periode yang dipilih langsung oleh rakyat Indonesia. "Dalam marketing, positioning ini adalah promise atau janji," ungkapnya.

Dia melanjutkan, agar produk itu diterima di pasar, harus sesuai janji dan kenyataan. "Jika kita kaitkan tadi dengan SBY, sebagai peraih Adhi Makayasa tentu terbukti beliau cerdas. Tutur kata, sikap, maupun perilaku beliau orang yang santun. Kalau soal wibawa jelas, secara kasat mata pun beliau gagah dan berwibawa," tuturnya.

Dalam politik, kata Yan, jika seorang tokoh politik dicitrakan atau diposisikan sebagai orang yang merakyat dan sederhana, harus benar sesuai dengan janji itu. "Prinsipnya jangan sampai ingkar janji. Misal seorang tokoh politik dicitrakan atau memiliki positioning sebagai orang yang merakyat, ya harus benar-benar merakyat. Jangan malah sebaliknya," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: