PT Pupuk Indonesia (Persero) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan dua off-taker pertanian, yaitu Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) serta PT Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Indonesia.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, menyatakan bahwa sinergi ini dibangun dalam rangka perluasan kerja sama program Agro Solution.
“Kami berharap Agro Solution ini bisa menjadi model yang diterima masyarakat dan bisa diterapkan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab kami ikut mendukung program Pemerintah dalam meningkatkan produktivitas,” ujar Bakir, usai penandatanganan MoU, di Jakarta, Jumat (9/4/2021).
Baca Juga: Muantap! Program Agro Solution Pupuk Indonesia Jadi The Best Innovation in Social Business Model
Hal ini mengingat Perpadi dan Paskomnas memiliki jaringan hampir di seluruh Indonesia. Mereka akan menjadi pembeli hasil panen dari petani binaan Pupuk Indonesia pada program Agro Solution.
Menurut Bakir, peranan off-taker pertanian sangat krusial dalam skema Agro Solution. “Kerjasama dengan Perpadi dan Paskomnas yang memiliki jaringan yang sangat luas tentunya sangat membantu program ini”, tambah Bakir.
Melalui program Agro Solution, Pupuk Indonesia memberikan pendampingan lengkap hulu-hilir pertanian, baik melalui kegiatan off farm maupun on farm. Program ini akan menjadi solusi atas permasalahan yang selama ini dihadapi petani.
Dalam kegiatan off farm Agro Solution, Pupuk Indonesia memberikan akses permodalan kepada petani, bimbingan teknis, akses terhadap asuransi dan memberikan jaminan off-taker hasil panen mereka. Sedangkan on farm, Pupuk Indonesia menyediakan produk agro-input berkualitas, baik itu pupuk, benih, pestisida dan lainnya. Disamping itu juga memberikan kawalan teknologi dan bimbingan teknis.
Baca Juga: Bos Pupuk Indonesia Buka-bukaan Soal Akselerasi Program Transformasi Bisnis, Begini Katanya!
Dengan demikian, Agro Solution bertujuan untuk mendongkrak produktivitas pertanian, serta meningkatkan kesejahteraan dan daya beli petani sehingga tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi.
Bakir juga menambahkan bahwa keberhasilan program Agro Solution sangat bergantung pada multi-stakeholder yang terlibat. Salah satu stakeholder kunci adalah off-taker atau pihak yang menjamin bahwa hasil panen petani dapat dibeli dengan harga yang baik dan dipasarkan dengan harga kompetitif pula.
Sementara itu, Pupuk Indonesia meningkatkan target luas lahan Agro Solution menjadi 50.000 hektar (ha) pada tahun 2021. Target tersebut akan dilaksanakan oleh lima anggota holding, yaitu Petrokimia Gresik (16.000 ha), Pupuk Kalimantan Timur (12.000 ha), Pupuk Kujang (10.000 ha), Sriwidjaja Palembang (8.000 ha), dan Pupuk Iskandar Muda (4.000 ha).
Sedangkan realisasi Agro Solution hingga 30 Maret 2021 mencapai 16.799 ha atau 33,6% dari target. Melihat antusiasme di lapangan, angka tersebut akan terus bertambah.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Paskomnas Indonesia, Hartono Wignjopranoto, menilai bahwa Agro Solution akan mendorong petani berkorporasi dan meningkatkan daya saing dan menjadikan pertanian di Indonesia semakin maju. Menurutnya, Agro Solution akan menjadi contoh kegiatan korporasi yang sesuai dengan harapan Presiden RI.
Untuk itu, ia memastikan pihaknya akan akan membantu memasarkan hasil panen petani Agro Solution sepanjang kualitas panennya bagus dan berkesinambungan. Sebab dua poin itu yang akan menentukan hasil optimal di pasar. "Ini momentum yang bagus,” tandas Hartono.
Sebagai informasi, Paskomnas merupakan pasar induk yang sudah terbangun di Palembang, Tangerang, Semarang, dan Surabaya. Paskomnas fokus menjadi off-taker hortikultura dan dibangun untuk membuat akses pemasaran lebih baik dalam pendistribusian produk agribisnis (lokal) ke konsumen (pasar regional/ nasional).
Sementara, Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoeso menyambut baik kerja sama ini. Untuk tahap awal, akan diimplementasikan di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Baca Juga: Program Agrosolution Milik Pupuk Indonesia Terbukti Tingkatkan Hasil Panen Petani
“Agro Solution adalah salah satu bentuk tanggung jawab kami turut membantu meningkatkan produksi pertanian,” ujar Sutarto.
Perpadi merupakan organisasi profesi non-pemerintah. Bergerak di bidang usaha penggilingan padi dan pengusaha beras.
Saat ini memiliki anggota sebanyak 182.199 unit yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari penggilingan kecil (167.840 unit), sedang (8.624 unit) dan besar (2.117 unit). Mereka terdiri dari pengusaha penggilingan padi swasta, koperasi, BUMN, BUMD dan perorangan.
Selain itu, anggotanya juga berasal dari pedagang beras dan masyarakat yang menaruh perhatian pada usaha penggilingan padi dan perberasan dari kalangan peneliti, akademisi, birokrat, pemerhati dan lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: