Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apakah Vaksinasi Batalkan Puasa? Ini Jawabannya

Apakah Vaksinasi Batalkan Puasa? Ini Jawabannya Vaksin | Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebentar lagi umat muslim di Indonesia akan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Ini adalah puasa kedua di masa pandemi yang telah mengubah perilaku  masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari termasuk dalam beribadah di bulan suci.

Terlebih lagi di bulan Ramadan kali ini pemerintah masih melanjutkan program vaksinasi tahap  kedua bagi petugas pelayanan publik dan golongan masyarakat lanjut usia. Fatwa MUI mengatakan bahwa vaksinasi COVID-19 tidak membatalkan puasa Ramadan. 

dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD, FISQua Ahli Patologi Klinik Universitas Sebelas Maret  menyampaikan bahwa vaksinasi merupakan usaha bersama. “Vaksinasi ini adalah bagian dari  ikhtiar kita untuk menangani COVID-19, saya mengajak masyarakat semua agar vaksinasi ini  diniatkan dengan baik semoga mendapat berkah dari Allah SWT, sehingga akhirnya membantu  mengatasi pandemi,” terang dr. Tonang. 

Baca Juga: Setelah AstraZeneca, Kini Giliran Vaksin Johnson & Johnson Dilaporkan Sebabkan Pembekuan Darah

Baca Juga: Ya Allah! Stok Menipis, Banyak Negara Terancam Tak Dapat Jatah Vaksin Dosis Kedua

Secara prinsip masyarakat tidak perlu ragu vaksinasi COVID-19 di siang hari saat menjalankan  ibadah puasa di bulan Ramadan. “Yang terpenting kita harus yakin bahwa kondisi kita harus fit.  Kalau nanti saat puasa sudah waktunya mendapat vaksinasi, istirahat yang cukup dan jangan  lupa sahur,” himbau dr. Tonang. 

Tidak hanya bagi masyarakat yang sehat, bagi masyarakat yang memiliki penyakit penyerta  (komorbid) juga masih bisa melakukan vaksinasi COVID-19. “Bagi yang memiliki komorbid seperti  diabetes, sebetulnya sebelum ada vaksinasi sudah ada petunjuk bagaimana menjalankan puasa  sebagai seorang pasien diabetes. Petunjuk itu yang harus dijalani, prinsipnya tidak perlu takut  untuk divaksinasi, kalau ragu berkonsultasilah dengan dokter saat tiba waktunya divaksinasi,”  ujar dr. Tonang. 

Mengingat vaksinasi di bulan Ramadan nanti juga akan dilakukan kepada kelompok lansia, dr.  Tonang menghimbau agar lingkungan masyarakat perlu meyakinkan golongan lansia vaksinasi  aman dilakukan. “Selama proses skriningnya lolos, maka tidak masalah dan jangan ragu untuk  divaksinasi. Kita juga harus bantu para lansia agar mudah mengakses lokasi vaksinasi. Apabila  dua hal ini kita lakukan akan lebih mudah untuk yang lainnya,” terang dr. Tonang. 

Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi  Nasional, ITAGI juga menyampaikan bagaimana masyarakat harus berperan aktif dalam  mendorong vaksinasi bagi lansia.

“Masih banyak lansia yang tidak mengetahui program dan lokasi layanan vaksinasi COVID-19. Selain itu keluarga lansia juga menemukan keraguan karena  orang tua mereka memiliki komorbid. Saya mengusulkan agar pengurus RT/RW dibantu warga relawan semisal guru memberikan edukasi ke rumah-rumah para lansia ini untuk menjelaskan  manfaat vaksinasi COVID-19. Apabila diperlukan, lansia diantarkan ke lokasi vaksinasi dengan  mekanisme skrining di awal dan dibantu pendaftarannya secara online. Apabila ada keraguan, khususnya terkait komorbid, lansia juga perlu dibantu memeriksakan diri ke dokter sebelum  divaksinasi,” saran Prof. Soedjatmiko. 

Terkait dengan tata-cara beribadah di bulan Ramadan tahun ini yang masih dirundung pandemi,  dr. Tonang juga memberikan saran bagaimana menjaga protokol Kesehatan agar nyaman  beribadah sambil waspada dengan paparan COVID-19. “Kita bisa berangkat ke masjid dengan  penuh kehati-hatian. Menurut saya ada dua kunci utama menerapkan protokol kesehatan di  dalam masjid, yakni disiplin dalam mengenakan masker dan mencuci tangan. Dua protokol  kesehatan ini apabila dijalankan sambil berusaha semaksimal mungkin dalam menjaga jarak,  manfaatnya sangat besar,” terang dr. Tonang. 

Seperti Ramadan tahun lalu, tahun ini pemerintah juga kita mentiadakan mudik. “Saya duga  tahun ini di lapangan nanti lebih berat tantangannya untuk melarang orang mudik lebaran, saran  saya adalah pemerintah harus mengatur dengan ketat pintu-pintu keluar masuk wilayah. Kita  mendorong juga vaksinasi lansia untuk memproteksi orang tua kita di kampung halaman apabila  dikunjungi anaknya, sudah terproteksi vaksin COVID-19,” saran dr. Tonang lebih lanjut. 

Terakhir dr. Tonang berpesan, “Memang masyarakat harus menempatkan diri lebih bijak di masa  pandemi, jangan merasa diri sebagai objek yang selalu diatur. Harusnya kita berfikir bahwa  pandemi ini sebagai ajang kita belajar toleransi. Mari saya mengajak umat muslim di seluruh  Indonesia, bahwa kita sama-sama bertanggung jawab moral sebagai kewajiban komunal kita setelah menjalankan kewajiban personal yakni 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan  Menjaga jarak),” tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: