Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hidup Miskin hingga Berharta Rp48 T, Ini Prinsip Hidup Konglomerat Dato Sri Tahir

Hidup Miskin hingga Berharta Rp48 T, Ini Prinsip Hidup Konglomerat Dato Sri Tahir Kredit Foto: YouTube/Hermanto Tanoko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengusaha Hermanto Tanoko menggandeng rekan sesama konglomeratnya sekaligus orang terkaya No. 7 di Indonesia versi Forbes, Dato' Sri Tahir dalam kanal YouTube-nya yang bertajuk "DATO' SRI TAHIR, DARI MISKIN, KINI TERKAYA KE 7 DI INDONESIA? - Hermanto Tanoko".

Berdasarkan catatan Forbes, harta kekayaan Dato Sri Tahir mencapai USD3,3 miliar atau setara dengan Rp48 triliun. (kurs Rp14.567/USD)

Dato' Sri Tahir lahir dalam keadaan miskin. Ia mengaku tak malu menceritakan asal usulnya, karena itulah proses pembentukan diri seorang Dato' Sri Tahir hingga hari ini. Sekalipun diminta untuk 'mengganti' keluarga, Dato' Sri Tahir akan tetap meminta dilahirkan di keluarganya. Hal ini karena orang tuanya meninggalkan teladan yang baik untuknya.

Baca Juga: Sejak Kecil Dididik Kerja Keras, Anak dari Crazy Rich Hermanto Tanoko Ini Buktikan Dirinya Tak Manja

Keadaan keluarganya yang serba kesulitan membuat Dato' Sri Tahir sempat merasa minder. Namun, rasa minder itu ia ubah menjadi dorongan untuk lebih maju. Karena itulah, ia tidak akan tenggelam dalam mengasihani diri dengan menyalahkan Tuhan atau dunia. Keadaan yang susah justru harus menjadi dorongan agar kita bisa bekerja lebih keras.

"Manusia yang hidupnya paling rendah adalah mereka yang hanya mau bekerja untuk hobi," ujar Dato' Sri Tahir.

Hal ini karena bagi Dato' Sri Tahir, hidup itu bukan karena suka atau tidak suka, tetapi karena tanggung jawab.

"Suka atau tidak suka, saya harus bekerja karena itu tanggung jawab," ungkapnya.

Lebih lanjut, Dato' Sri Tahir mengatakan bahwa mereka yang sukses adalah karena memiliki visi. Di saat orang lain hanya melihat 10 langkah ke depan, mereka bisa melihat 100 langkah ke depan. Dan menurutnya, banyak orang tak bisa membedakan tujuan hidup dan proses hidup.

"Menjadi orang kaya bukan tujuan hidup, menjadi presiden bukan tujuan hidup, menjadi orang rohani bukan tujuan hidup, itu hanya proses yang dipakai. Tujuan hidup manusia hanya satu, menjadi berkat untuk manusia lain. Itulah visi," tandasnya.

Jadi, tujuan hidup versi Dato' Sri Tahir adalah membuat suatu nilai yang bermanfaat untuk orang banyak. Ia mengatakan bahwa hanya orang yang memiliki visi yang bisa mengubah dunia.

Dato' Sri Tahir dan Hermanto Tanoko memiliki satu kesamaan, yaitu sama-sama sangat menyayangi orang tua terutama ayah karena lahir dari ayah yang miskin. Meski demikian, mereka sama-sama merasa beruntung dan bersyukur memiliki ayah yang hebat, yang mengantarkan mereka kepada kesuksesan hari ini.

Dato' Sri Tahir pun sampai mengutip dalam Alkitab bahwa menghormati dan menyayangi orang tua adalah satu-satunya perinyah yang akan diberikan hadiah oleh Tuhan.

Karena itu, saat ayah Dato' Sri Tahir stroke hingga kotoran ayahnya harus dibersihkan sendiri olehnya, ia tetap tak mengeluh. Justru, Dato' Sri Tahir merasa di titik itulah ia bisa lebih dekat dan berbakti kepada sang ayah. Hebat sekali ya!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: