Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masih Kampanye saat Corona Menggila, Narendra Modi Dituntut Rakyat Resign

Masih Kampanye saat Corona Menggila, Narendra Modi Dituntut Rakyat Resign Kredit Foto: Antara/REUTERS/Stringer
Warta Ekonomi, New Delhi -

Perdana Menteri (PM) Narendra Modi tetap menggelar kampanye politik yang dihadiri puluhan ribu orang, di tengah gelombang tsunami Covid-19. Tetap membandel, posisi Modi digoyang.

TaGar #ResignModi dan #SuperSpreaderModi menjadi trending di Twitter selama dua hari terakhir. Hal ini seperti dilansir TelegraphIndia.

Baca Juga: Mencekam, India Kelabakan karena 2.000 Rakyatnya Tewas Gegara Covid-19

Juru Bicara Kongres, roshni Kushal Jaiswal men-tweet video dirinya di krematorium di tepi Sungai Gangga di Varanasi. Ia mempertanyakan kampanye politik Modi di Benggala, sementara kematian menghantui pendukungnya di sebagian besar daerah di India.

Menteri Benggala, Sujit Bose juga men-twit foto beberapa tiang yang terbakar.

“Perdana Menteri terkasih, tahun lalu pada Maret, anda meyakinkan, situasi Covid akan berakhir dalam 21 hari ke depan. Ini gambaran April, 2021, lebih dari setahun telah berlalu. Gambar ini memperlihatkan betapa tidak bergunanya anda,” cetusnya.

Kepala Menteri Bengal Barat, Mamata Banerjee pun menuntut Modi mundur. Karena Modi gagal menangani krisis.

Banerjee juga menuding Modi memberikan vaksin ke negara-negara lain demi meningkatkan reputasinya di kancah internasional, sementara di negara sendiri mengalami kelangkaan.

“PM Modi harus mengundurkan diri. Dia bertanggung jawab atas situasi saat ini,” tegasnya.

Beberapa pekan terakhir India mencatatkan jumlah kasus harian Corona yang lebih tinggi dari negara-negara lain. Pada Senin (19/4/2021), India kembali men cetak rekor kasus harian tertinggi dengan mencatat lebih dari 273.810 kasus Covid-19 dalam sehari.

Jenazah korban tewas akibat Corona kini bertumpuk di rumah duka dan krematorium. rumah-rumah sakit setempat kewalahan menangani pasien Covid-19. Banyak rumah sakit yang melaporkan kekurangan tempat tidur, pasokan tabung oksigen medis dan sarana untuk tes Corona.

Total, kematian akibat Corona di India sejauh ini telah melampaui 180 ribu orang, dengan total kasus Corona melebihi 15,3 juta kasus.

Kemarin, seperti dilansir media online Business Standard, India mencatat 259.710 kasus Corona dengan 1.761 kematian dalam 24 jam terakhir.

Dengan situasi ini, tetap saja Modi dan jajaran menterinya menggelar kampanye politik yang dihadiri massa menjelang pemilu daerah di Benggala Barat. hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang menaungi Modi bersaing ketat dengan partai lain yang menguasai wilayah tersebut.

“Anda menggelar kampanye saat orang-orang menuju pemakaman,” ucap Kepala Data Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi setempat, Akhilesh Jha.

Tak hanya itu,Yashwant Sinha, mantan Menteri Keuangan di partai Modi juga mengatakan, tindakan Modi tidak dapat diterima. “Kegembiraan Perdana Menteri di kerumunan besar hanya bisa dirasakan oleh orang yang sama sekali tidak sensitif,” kritiknya, Senin (19/4).

Momen ini bukanlah satu-satunya momen yang menjatuhkan kepercayaan rakyat terhadap PM asal Gujarat itu. Sebelumnya, Modi yang mengklaim berhasil memperkuat fasilitas kesehatan, dikecam masyarakat yang menganggap dia telah berbohong.

“Kami dibohongi. Tidak ada rumah sakit. Tidak ada tempat tidur. Tidak ada oksigen. Di ruang gawat darurat ada tiga hingga empat orang terbaring di tempat tidur. Orang-orang di lantai. Dokter putus asa berlari di antara pasien,” kata seorang keluarga korban yang tewas akibat terinfeksi Covid-19.

Selain itu, Modi juga dianggap gagal mengatasi mobilitas publik pada acara tradisi Kumbh Mela di sungai Gangga. Di saat pandemi yang masih meluas di negara itu, tradisi ini mengumpulkan kerumunan sebanyak 3 juta orang.

Modi disebut telah meminta acara itu dihentikan. Namun kerumunan membludak tanpa mengindahkan protokol kesehatan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: