Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lolos dari Lubang Jarum Reshuffle, Moeldoko Masih Kuat Bentengi Jokowi dari Serangan Politik

Lolos dari Lubang Jarum Reshuffle, Moeldoko Masih Kuat Bentengi Jokowi dari Serangan Politik Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi -

Jenderal (Purn) Moeldoko lolos dari lubang jarum. Dalam reshuffle jilid II, kemarin, Moeldoko masih dipertahankan Presiden Jokowi sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

Saat awal muncul isu reshuffle, tiga pekan lalu, Moeldoko santer digosipkan akan diganti. Bahkan, seorang elite PKB dengan lantang menyebut inisial “M” sebagai salah satu pembantu Jokowi di kabinet yang akan diganti. Anggapan publik pun sama. Alasannya, Moeldoko sempat bikin heboh dengan bikin Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

Namun, berbagai isu itu termentahkan, kemarin. Jokowi hanya melakukan reshuffle minimalis, hanya melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Dikbud dan Ristek dan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi.

Baca Juga: Mangkir Lagi, Demokrat Kubu AHY 'Kesal Betul' ke Moeldoko Cs: Benar-Benar Memalukan...

Moeldoko pun sepertinya sudah tahu posisinya bakal aman. Kemarin, mantan Panglima TNI ini beraktivitas seperti biasa. Bahkan, sempat menggelar keterangan pers secara daring dalam Festival HAM 2021, di Gedung Bina Graha Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Moeldoko menegaskan sikap pemerintah masih punya perhatian dalam penegakan HAM dalam menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Melihat situasi di lapangan, Moeldoko menilai, yang dilakukan KKB sudah mengarah pada aksi terorisme. 

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, banyak pihak yang kecele dengan reshuffle kabinet kemarin. Pasalnya, banyak pihak yang berekspektasi terlalu tinggi. Padahal, sejak awal dirinya menyebut Presiden akan melantik menteri baru karena perubahan nomenklatur. Namun, publik kemudian merespons isu ini dengan beragam interpretasi. Bahkan, banyak pengamat yang mengeluarkan analisa macam-macam. Termasuk soal posisi Moeldoko.

"Tidak, apa-apa. Karena itu juga bagian demokrasi. Yang jelas, keputusan otoritas tertinggi ada di tangan Presiden," kata Ngabalin, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin. 

Mengapa Moeldoko masih dipertahankan Jokowi? Menurut Ngabalin, ada empat alasan. Pertama, Moeldoko punya leadership kuat. Selama empat tahun menjadi pejabat di KSP, Ngabalin merasakan betul kepemimpinan Moeldoko yang luar biasa. 

Kedua, Moeldoko punya kemampuan manajerial yang baik. "Pak Moeldoko bisa mendelegasikan tugas kepada orang yang tepat dan bisa mewakili para ahli," ujarnya. 

Ketiga, Moeldoko mampu menjadikan pejabat KSP membantu kinerja Jokowi dengan baik. Moeldoko bisa menyiapkan para pejabat di KSP sebagai para pemimpin yang bisa bicara. 

Baca Juga: Munarman Diringkus Densus, PKS: Negara Jangan 'Lebay', Jangan Langgar HAM!

Keempat, Moeldoko mampu menjadikan KSP tempat untuk mengakselerasi kebijakan Presiden. "Sulit menemukan orang yang memiliki leadership seperti Moeldoko. Selama berkiprah di TNI, Moeldoko pastinya punya jenjang karier dan tahapan yang terukur," kata Ngabalin.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin sempat heran dengan keputusan Jokowi mempertahankan Moeldoko. Padahal, Moeldoko sempat bikin kehebohan besar dengan mengkudeta posisi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Ketua Umum Partai Demokrat.

Ujang menilai, Moeldoko sengaja dipertahankan untuk membentengi Jokowi dari serangan lawan-lawan politik dari kalangan purnawirawan jenderal. Sebab, Moeldoko masih punya pengaruh besar. "Jokowi masih membutuhkan Moeldoko," kata Ujang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: