Diperkuat Mantan Pendukung Prabowo, Mampukah Partai Ummat Jadi Poros Baru Oposisi?
Partai Ummat resmi dideklarasikan pada Kamis 29 April 2021. Para pengurus intinya pun telah diumumkan dalam acara yang disiarkan melalui akun Youtube Amien Rais Official itu.
Sebagian pengurus inti Partai Ummat itu tokoh-tokoh yang berseberangan dengan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Seperti Neno Warisman yang merupakan salah satu Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019 yang aktif menyuarakan Gerakan 2019 Ganti Presiden.
Baca Juga: Manuver Ketum PAN yang Terus Dekati Warga Muhammadiyah Agar Tak Kabur ke Partai Ummat
Mereka di antaranya adalah mantan Ketua MPR yang juga pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais sebagai ketua majelis syura. Kemudian, Neno Warisman, MS Ka’ban, dan Thalib Shaggaf Al Jufri sebagai wakil ketua majelis syura. Sedangkan KH Ansufri Idrus Sambo menjabat sekretaris majelis syura.
Adapun ketua umumnya adalah Ridho Rahmadi, menantu Amien Rais. Lalu, Agung Mozin, Sugeng dan Chandra Tirta Wijaya sebagai wakil ketua umumnya. Selanjutnya, Ahmad Muhajir sebagai sekretaris jenderal dan Benny Suharto sebagai bendahara umum.
Kemudian Ustaz Ansufri Idrus Sambo yang merupakan mantan Ketua Garda 212. Sejumlah tokoh lainnya yang berseberangan dengan Pemerintahan Jokowi juga hadir seperti mantan terpidana kasus pelanggaran Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Buni Yani, dan mantan Koordinator Relawan IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Lalu, akankah Partai Ummat akan menjadi poros baru oposisi?
“Partai Ummat memang memilih jalan oposisi, dan itu harus dihargai. Agar ada kontrol dari oposisi terhadap pemerintah,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Sabtu (1/5/2021).
Namun, menurut Ujang, untuk saat ini sulit bagi Partai Ummat menjadi poros baru oposisi. “Tapi pasca 2024 nanti mungkin terjadi,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai masih jauh bagi Partai Ummat untuk menjadi partai poliitik pendorong koalisi oposisi, walaupun banyak tokoh yang berseberangan dengan Pemerintahan Jokowi terlibat di dalam partai berlogo Perisai Tauhid warna emas dengan bintang di tengah itu.
Selain itu, dia menilai daya pengaruh Partai Ummat ke pemilih pun tidak akan terlalu signifikan. “Dengan kondisi saat ini, Partai Ummat berhasil masuk dalam kontestasi 2024 saja sudah sangat baik. Jika berhasil mengikuti kontestasi, baru upaya membangun koalisi terbuka, itu pun jika memang miliki pemilih yang cukup dominan di antara partai terafiliasi Islam lainnya,” kata Dedi kepada SINDOnews secara terpisah.Baca juga: Mustofa Nahrawardaya Sebut Partai Ummat Bidik Kaum Muda
Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menilai wajar sejumlah tokoh yang berseberangan dengan Jokowi seperti Neno Warisman, Buni Yani, dan MS Ka'ban berada di Partai Ummat.
"Dari sini sudah kelihatan positioningnya, menurut saya Partai Ummat juga ingin mengambil ceruk pasar oposisi yang sekarang hanya ada PKS, dan Partai Ummat ingin hadir untuk mengambil ceruk pasar itu," ujar Kunto Adi Wibowo.
Posisi yang akan diambil Partai Ummat itu pun dinilai positif bagi partai tersebut. Apalagi, kata dia, sejumlah tokoh yang berseberangan dengan Jokowi di Partai Ummat itu punya pengaruh yang kuat di opini publik pemilih di Indonesia.
"Kita tahu sepak terjang Neno Warisman, Buni Yani punya peran yang sangat strategis dan instrumental ketika mengalahkan Ahok di Pilkada DKI, jadi menurut saya nama-nama ini memang disimpan oleh Amien Rais untuk kemudian menjadi senjata vote gater nanti ketika 2024,"katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq