Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PBB Seperti Macan Ompong yang Lembek ke Israel: Perserikatan Bohong-Bohongan

PBB Seperti Macan Ompong yang Lembek ke Israel: Perserikatan Bohong-Bohongan Kredit Foto: Instagram/timesofisrael

Masing-masing negara yang hadir pada umumnya menyerukan gencatan senjata dan agar warga bisa hidup berdampingan. Dalam draft yang dilihat AFP, PBB menyerukan “penurunan situasi, penghentian kekerasan dan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional, termasuk perlindungan warga sipil, terutama anak-anak.” Pernyataan itu menyuarakan “keprihatinan besar” pada krisis Gaza.

Termasuk mengungkapkan “keprihatinan serius” tentang kemungkinan penggusuran keluarga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur. Serta, menentang “tindakan sepihak” yang kemungkinan akan meningkatkan ketegangan lebih lanjut.

Namun, saat akan pengambilan persetujuan pada Minggu lalu, AS menolak draft rancangan China tersebut. Pemblokiran ini adalah yang ketiga kalinya dalam seminggu. Karena berakhir buntu, dewan akan kembali menggelar pertemuan tertutup pada Selasa (18/5).

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken membela keputusan untuk memblokir pernyataan Dewan Keamanan yang menyerukan diakhirinya permusuhan. “Kami tidak (ingin) menghalangi proses diplomasi,” kata Blinken, dalam konferensi pers di Kopenhagen pada Senin (17/5).

Sikap ini selaras dengan Presiden AS Joe Biden yang mendukung Israel dalam melakukan penyerangan terhadap Hamas di Jalur Gaza. AS mendukung Israel melakukan penyerangan karena menganggap Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari gempuran roket Hamas. Sama seperti Israel, AS juga menganggap Hamas sebagai bagian dari organisasi teroris.

Tak hanya itu, pemerintahan Joe Biden dilaporkan berencana menjual senjata berpemandu presisi ke Israel senilai 735 juta dolar AS atau Rp 10,29 triliun.

Sikap AS itu mendapat banyak sorotan. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menyesalkan sikap AS yang memblokir pernyataan DK PBB. Beijing kemudian mendesak upaya internasional yang lebih besar untuk menghentikan pertumpahan darah. “Sayangnya, hanya karena halangan satu negara, DK PBB belum dapat berbicara dengan satu suara,” kata Yi.

Dia mengatakan, China yang terus berusaha memperluas perannya di dunia, akan menyambut baik menjadi tuan rumah pembicaraan antara perwakilan Israel dan Palestina.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: