Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ulas Lebih Lanjut AstraZeneca: Dari Efek Samping Hingga Siapa yang Layak Dapat Vaksin

Ulas Lebih Lanjut AstraZeneca: Dari Efek Samping Hingga Siapa yang Layak Dapat Vaksin Kredit Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Warta Ekonomi, Jakarta -

AstraZeneca menjadi salah satu vaksin Covid-19 yang diedarkan di Indonesia. Muncul berbagai pertanyaan seputar vaksin tersebut, dari segi dosis vaksin, efek samping, pertolongan pertama terhadap efek samping, serta siapa yang dapat menerima vaksin tersebut. Melalui diskusi daring, Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jakarta Ellen Roostati Sianipar menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Sebagian masyarakat mempermasalahkan AstraZeneca yang memberikan jeda selama tiga bulan dari pemberian vaksin pertama hingga kedua. Menurut Ellen, hal tersebut sesuai dengan aturan dari pabrik produsen vaksin.

Baca Juga: Ditemukan Kasus Kematian Pasca Vaksin, Apakah AstraZeneca Aman?

"Vaksin itu kan berbeda-beda. Kalau Sinovac memang antara 14-28 hari karena lebih kuat. Sedangkan AstraZeneca dikatakan dari pabriknya sendiri memang jedanya tiga bulan, jadi memang aturannya," jelas Ellen, Kamis (20/5/2021).

Ellen menjelaskan vaksin dosis pertama diberikan untuk pengenalan sel memori. Kemudian pada vaksin kedua diharapkan dapat membentuk antibodi optimal. Agar dapat terbentuk antibodi yang baik, Ellen mengimbau masyarakat harus menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh mereka.

Kemudian, Ellen menegaskan jika ingin mendapatkan vaksin, sebaiknya masyarakat yang memiliki penyakit bawaan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan apakah dapat divaksin atau tidak.

"Misalnya ada riwayat kelainan darah atau pasang ring jantung, kita tanyakan dulu ke dokter ahli kalau memang vaksinasinya layak untuk dilakukan," ungkap Ellen.

Kemudian, jika masyarakat mengalami efek samping setelah divaksin, Ellen memberikan beberapa anjuran yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

Pertama, jika efek yang dirasakan merupakan komplikasi ringan seperti demam, nyeri, dan menggigil, masyarakat dapat meminum obat-obatan seperti paracetamol untuk mengurangi efek tersebut.

Sedangkan, jika ada efek lain seperti bengkak atau masalah yang lebih berat, sebaiknya segera datang ke rumah sakit untuk diperiksa apakah ada penyakit lain atau tidak. Biasanya pihak rumah sakit akan segera melaporkan dan menindaklanjuti kasus seperti itu.

Di sisi lain, vaksin AstraZeneca belum bisa diberikan kepada ibu hamil. Namun, untuk ibu menyusui masih memiliki kemungkinan untuk divaksin. "Kalau di atas tiga bulan sih biasanya tidak apa-apa. Tapi kita khawatir juga kalau terjadi efek samping nanti ibunya tidak bisa menyusui," jelasnya.

Ellen juga mengingatkan kepada masyarakat untuk menggunakan vaksin yang sama pada dosis 1 dan 2.

"Sinovac dan AstraZeneca ini berbeda. Lebih baik gunakan vaksin yang sama untuk vaksin pertama dan kedua, jangan dicampur. Nanti efeknya kurang dan tidak sesuai dengan yang kita harapkan," tutur Ellen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: