Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resign dari Induk TikTok, Zhang Yiming Kantongi Harta Rp631 Triliun!

Resign dari Induk TikTok, Zhang Yiming Kantongi Harta Rp631 Triliun! Kredit Foto: Time.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri TikTok, Zhang Yiming telah mundur dari jabatannya sebagai CEO ByteDance. Namun, TikTok telah memberinya kekayaan bersih USD44 miliar (Rp631 triliun). Saat ini, Zhang adalah orang terkaya ke-30 di dunia. Kekayaannya USD28 miliar (Rp401 triliun) lebih tinggi daripada sebelumnya pada Maret 2019.

TikTok adalah perusahaan rintisan paling berharga di dunia saat itu dan tumbuh dengan pesat. Menariknya, Zhang baru saja mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri sebagai CEO ByteDance agar memiliki lebih banyak waktu untuk membaca buku dan melamun.  Secara resmi, surat yang dia kirimkan kepada karyawan berbunyi:

Baca Juga: Bos TikTok Zhang Yiming Resign, Jadi Tanda 'Bendera Merah' bagi Teknologi China

"Sebenarnya, saya kurang memiliki beberapa keterampilan yang membuat manajer ideal. Demikian pula, saya tidak terlalu sosial, lebih suka aktivitas soliter seperti online, membaca, mendengarkan musik, dan melamun tentang apa yang mungkin bisa dilakukan." tulisnya sebagaimana dikutip dari Celebrity Net Worth di Jakarta, Senin (24/5/21).

Yiming akan mundur di akhir tahun untuk fokus pada strategi jangka panjang. Liang Rubo, salah satu pendiri ByteDance dan kepala sumber daya manusia akan menggantikan menjadi CEO baru.

ByteDance didirikan pada tahun 2012 dan merupakan perusahaan internet China pertama yang mengglobal. Selama setahun terakhir, Yiming telah menghadapi banyak tekanan, tidak hanya dari dalam China, tetapi dari pemerintah di seluruh dunia.

Belum lama ini mantan penduduk Gedung Putih mengancam akan menutup seluruh layanan. India juga melarang TikTok tahun lalu dengan alasan keamanan nasional. Di China, para pejabat mencermati praktik bisnis dari perusahaan terbesar dan paling sukses.

Kesadaran diri Yiming untuk mengetahui bahwa dia bukanlah orang yang tepat untuk memimpin perusahaan saat ini sangat mengagumkan. Dalam suratnya kepada karyawannya, Yiming menjelaskan:

"Seringkali, ketika perusahaan dewasa dan berkembang, banyak yang jatuh ke dalam perangkap CEO menjadi terlalu sentral, mendengarkan presentasi, menangani persetujuan, dan membuat keputusan secara reaktif. Ini mengarah pada ketergantungan yang berlebihan pada ide-ide yang sudah ada di perusahaan." terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: