Sudah saatnya Indonesia untuk benar-benar serius dalam mendorong penggunaan BBM Research Octane Number (RON) tinggi. Pasalnya, BBM Ron rendah akan merusak lingkungan, menambah polusi, juga buruk bagi mesin kendaraan. Selain itu, mayoritas negara di dunia tak lagi menggunakan BBM Ron Rendah.
Demikian ditegaskan Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Debby Tumiwa. Untuk itu, Pemerintah perlu terus diingatkan agar meniadakan pasokan BBM RON rendah, sehingga berbagai kendaraan beralih ke BBM jenis oktan tinggi, seperti Pertamax Cs dengan RON minimal 92.
"Sudah saatnya masyarakat menggunakan BBM Ron tinggi karena memiliki banyak kelebihan, mesin awet, tenaga kendaraan terjaga," kata Febby, kepada wartawan, Selasa (25/5/2021).
Dia menyarankan agar pemerintah juga tak ragu, untuk mulai sepenuhnya menyalurkan BBM Ron tinggi. Pemerintah, kata Febby, sebenarnya hanya perlu melakukan stop produk BBM octan rendah. Ia yakin, masyarakat pun semakin sadar pentingnya BBM lebih ramah lingkungan.
Kemudian, yang tak kalah penting, menyiapkan skema agar harga BBM berkualitas itu mampu diijangkau semua kalangan. Misal, bisa saja BBM RON 92 seharga RON 88 atau RON 90, yang saat ini masih dijual.
Pemerintah, juga bisa membuat standar bahan bakar yang lebih baik dan segera menerapkannya. Karena bagaimanapun, konsumen reaktif kepada penaikan harga. Menurutnya jika harga premium dibuat mahal, konsumen akan pindah ke BBM lain yang lebih bersih tapi harganya lebih murah.
Karena, dia menilai, BBM RON rendah juga lebih boros dan berdampak negatif pada mesin. Apalagi mayoritas negara di dunia sudah tidak ada yang menjual BBM Ron 88 seperti premium. Agar konsumsi BBM RON tinggi dimintai, pemerintah disarankan mendorong masyarakat untuk beralih ke Pertamax series. Apalagi banyak promo yang diberikan ke konsumen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: