Pemerintah akhirnya angkat bicara terkait masalah berat yang dihadapi PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA). Maskapai penerbangan itu menghadapi jatuh tempo utang jangka pendek sekitar Rp70 triliun hingga Mei 2021, dari total utang sekitar Rp140 triliun.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah akan mendorong Garuda untuk melaksanakan restrukturisasi utang kepada lessor terkait penyewaan pesawat.
Baca Juga: Garuda Indonesia Kritis Parah, Investor Kuras Dana Ratusan Juta Rupiah!
"Salah satu masalah terbesar di Garuda mengenai lessor. Di situ ada 36 lessor yang memang kita akan petakan ulang. Mana lessor yang sudah masuk dalam kategori dan bekerja sama di kasus yang sudah dibuktikan koruptif. Kita akan negosiasi keras. Tetapi kita mesti jujur ada lessor tidak ikutan kasus itu. Beban terberat saya rasa itu," kata Erick saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Kamis (3/6/2021).
Selain itu, menurut Erick, Garuda ke depan harus berani melakukan perubahan bisnis modelnya. Erick menilai tidak hanya Garuda, tetapi perusahaan BUMN lainnya juga harus melakukan perubahan model bisnisnya apalagi setelah pasca-Covid-19.
Erick pun meminta Garuda Indonesia fokus menggarap pasar domestik. Ceruk pasar domestik dinilai lebih potensial. "Khususnya Garuda kita bisa lihat dari data traveling 78% domestik hanya 22% asing. Kebetulan negara kita negara kepulauan yang mestinya kita lebih fokus di domestik," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum