Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Said Didu Samber Podcast Prabowo di Deddy Corbuzier: Menyengsarakan Rakyat...

Said Didu Samber Podcast Prabowo di Deddy Corbuzier: Menyengsarakan Rakyat... Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu mengomentari alasan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memilih bergabugn dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo mengatakan keputusan tersebut diambil usai dirinya kalah dari Jokowi di Pilpres 20219 lalu. Baca Juga: Tak Disangka Tak Diduga, Menterinya Jokowi Terang-terangan Mau Jadi Presiden 2024

Menurut Said Didu, tidak ada yang istimewa dari alasan dan pernyataan yang diungkap Prabowo dalam podcast Deddy Corbuzier.

“Semua pihak menyatakan demikian, termasuk para BuzzerRp, komisaris BUMN yang dapat hadiah dan lain-lain,” cuitnya, dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Senin (14/6/2021). Baca Juga: Tolak Pajak Sembako dan Pendidikan, Gerindra Sarankan Ini ke Pemerintahan Jokowi

Lanjuntya, ia mengatakan dengan tetap berada di barisan oposisi termasuk pengabdian kepada bangsa dan negara.

“Di Negara demokrasi, oposisi adalah cara pengabdian yang dihormati karena mereka menyuarakan kepentingan rakyat tanpa digaji,” sambungnya.

Dan sebaliknya, hal aneh jika sebuah pengabdian hanya ditujukan kepada mereka yang mendapat gaji yang diambil dari uang rakyat.

“Adalah aneh jika yang dianggap mengabdi hanya pejabat yang digaji rakyat,” kata dia.

Baca Juga: Ujung-ujungnya Mengancam Presiden Jokowi, Bahaya! Terkuak Alasan Ahok Dibungkus Mas Anies..

“Mengabdi buat negara bukan hanya oleh pejabat yang digaji rakyat. BuzzeRp dan hadiah komisaris BUMN juga alasannya mau mengabdi,” sindir dia.

Menurutnya, dengan menjadi pengkritik dan beroposisi, menurutnya, juga merupakan bentuk pengabdian.

“Kritik kebijakan yg salah yg menyengsarakan rakyat juga mengabdi,” katanya lagi.

Begitupun dengan pemberantasan korupsi dan melawan ketidakadilan penguasa. “Anti korupsi juga mengabdi. Melawan ketidakadilan penguasa juga mengabdi,” sambungnya.

“Mengabdi kepada negara berbeda dengan mengabdi kepada kekuasaan atau menunduk pada yang berkuasa. Itu saja,” tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: