Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei Denny JA Beberkan Puan Maharani Bisa Kalah Kalau Diusung PDIP Nyapres

Survei Denny JA Beberkan Puan Maharani Bisa Kalah Kalau Diusung PDIP Nyapres Kredit Foto: Instagram/Puan Maharani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA ini bisa bikin kuping PDIP panas. Dalam survei itu, LSI memprediksi, Puan Maharani, jagoannya orang-orang PDIP, bakal keok kalau diusung jadi capres 2024. Wah, beneran nih Mas Denny?

Kemarin, LSI Denny JA merilis hasil survei terhadap 9 kandidat nama Capres 2024. Hasilnya, Prabowo Subianto berada di paling atas dengan elektabilitas mencapai 23,5 persen. Ganjar Pranowo menyusul di posisi dua dengan 15,5 persen dan Anies Baswedan di posisi tiga dengan 13,8 persen.

Baca Juga: Pengamat Bongkar Kedok Anies Baswedan, Ternyata Pelesiran Hanya Tipuan Politik

Untuk posisi empat sampai enam berturut-turut ada Sandiaga Uno (7,6 persen), Airlangga Hartarto (5,3 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (3,8 persen). Puan harus puas berada di posisi tujuh dengan raihan 2 persen. Di bawahnya ada Erick Thohir dengan 1,9 persen dan Moeldoko 0,1 persen. Sementara, responden tidak menjawab 26,5 persen.

Dengan gambaran ini, peneliti LSI, Adjie Alfaraby menilai, bila PDIP mengusung Puan sebagai capres 2024, bakal jadi boomerang partai berlambang banteng itu. Ketua DPR itu bakal keok melawan capres partai lain. Dengan begitu, peluang PDIP kembali berkuasa pada periode 2024-2029 akan kandas.

“Artinya, PDIP akan kehilangan peluangnya untuk mengontrol pemerintahan di 2024-2029," kata Adjie, dalam konferensi pers virtual, kemarin.

Analisanya bukan tanpa alasan. Menurutnya, elektabilitas Puan masih sangat rendah, hanya 2 persen. Padahal, tingkat popularitas Puan berada di angka 61 persen.

Namun begitu, Adjie masih memberi harapan. Kata dia, kondisi itu masih bisa berubah bila Puan mampu mendongkrak elektabilitasnya melewati angka 25 persen satu tahun sebelum Pilpres 2024 digelar, atau sekitar awal tahun 2023. “(Kalau mampu) Mbak Puan punya peluang untuk menjadi capres yang kuat yang diusung PDIP," ujar Adjie.

Bagaimana bila PDIP berkoalisi dengan Gerindra? Capresnya Prabowo, cawapresnya Puan. Menurut Adjie, dengan skema itu, posisi PDIP tidak diuntungkan. Koalisi ini hanya membuat Gerindra menjadi pemenang di Pemilu 2024. Gerindra akan memperoleh coattail effect alias efek ekor jas dari pencalonan Prabowo sebagai presiden. Padahal, berdasarkan hasil survei elektabilitas, PDIP memiliki potensi untuk keluar menjadi pemenang Pemilu 2024.

Berbeda dengan Puan, hasil survei LSI menunjukkan, Ganjar Pranowo lebih berpotensi menang di Pilpres 2024. Pasalnya, berdasarkan hasil survei, elektabilitas Ganjar sudah sebesar 15,5 persen. “Kalau memilih Ganjar, memiliki potensi yang lebih besar dibanding Mbak Puan," katanya.

Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai, prediksi Puan kalah di pilpres mendatang terlalu dini. Menurutnya, masih banyak faktor, apakah mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu kalah atau menang. 

“Seperti mendahului takdir Tuhan. Kecuali bila pilpres dilakukan saat ini, bisa jadi itu benar,” katanya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Tapi, bila untuk Pilpres 2024, peluang Puan menang masih terbuka. Apalagi bila calon yang diusung partai politik lain adalah tokoh-tokoh yang tidak dikenal, peluang Puan semakin lebar. Adi melihat, saat ini banyak elite partai yang ingin maju sebagai capres.

Lagi pula, lanjut Adi, PDIP belum memutuskan sikap politiknya untuk Pemilu 2024. Menurutnya, bila PDIP menetapkan Puan sebagai capres, kader partai di seluruh daerah akan dikerahkan dengan mendongkrak elektabilitas putri Megawati Soekarnoputri itu. “Jadi, saya kira, masih jauh lah untuk memprediksi Puan kalah atau menang di pilpres 2024,” katanya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: