Waspada! Uni Eropa Laporkan 90 Persen Penularan Diakibatkan Varian Delta
Penularan virus corona varian Delta di Uni Eropa (UE) diperkirakan mencapai 90 persen pada akhir Agustus. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan varian yang pertama kali diidentifikasi di India tersebut menjadi dominan secara global dan UE harus meningkatkan kewaspadaan.
ECDC memperkirakan sekitar 40 hingga 60 persen varian Delta lebih menular daripada varian Alpha, yang pertama kali ditemukan di Inggris. Karena penularannya yang meningkat, Delta menjadi perhatian bagi banyak pemerintah di seluruh Eropa, bahkan ketika sebagian besar negara bergerak untuk melonggarkan pembatasan setelah penurunan kasus baru Covid-19.
Baca Juga: Dua Merk Vaksin yang Paling Efektif Lumpuhkan Varian Delta dan Kappa versi Oxford University
"Sangat mungkin varian Delta akan beredar luas selama musim panas, terutama di antara individu yang lebih muda yang tidak ditargetkan untuk vaksinasi," kata pernyataan ECDC dilansir Aljazirah, Kamis (24/6/2021).
ECDC menyebut varian Delta dapat menyebabkan risiko bagi individu yang lebih rentan untuk terinfeksi dan mengalami penyakit parah. Varian ini juga dapat menyebabkan kematian jika mereka tidak sepenuhnya divaksinasi.
Menurut ECDC pemerintah Uni Eropa harus meningkatkan kecepatan dalam meluncurkan vaksinasi. Hal ini diperlukan sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran varian Delta dan mengurangi dampak kesehatannya.
Mennurut ECDC, sejauh ini sekitar 30 persen dari kelompok usia 80 tahun ke atas dan sekitar 40 persen kelompok di atas 60 tahun masih belum sepenuhnya divaksinasi. Selain itu, sebagian besar anggota UE belum sepenuhnya menginokulasi sepertiga dari populasi mereka. ECDC juga mendesak negara-negara UE untuk berhati-hati dalam mengurangi pembatasan sosial.
"Setiap relaksasi selama bulan-bulan musim panas, pada awal Juni dapat menyebabkan peningkatan yang cepat dan signifikan dalam kasus harian di semua kelompok umur," terang ECDC.
Peningkatan ini dapat menyebabkan peningkatan pasien rawat inap dan kematian. ECDC mengatakan kenaikan tersebut berpotensi mencapai tingkat yang sama pada musim gugur 2020 jika tidak ada tindakan tambahan yang diambil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: