Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasien Covid-19 Tetap Bisa Happy Hypoxia meski Sudah Vaksin, Ahli: Tapi Kondisinya Lebih Ringan

Pasien Covid-19 Tetap Bisa Happy Hypoxia meski Sudah Vaksin, Ahli: Tapi Kondisinya Lebih Ringan Kredit Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dokter spesialis penyakit dalam Andi Khomeini Takdir menjelaskan, pasien Covid-19 yang sudah mendapatkan vaksinasi tetap berpotensi mengalami happy hypoxia, kondisi ketika terjadinya penurunan kadar oksigen dalam darah.

Meski begitu, dia menyatakan bahwa kondisi happy hypoxia pada pasien Covid-19 yang telah divaksin lebih ringan daripada pasien yang belum menerima vaksinasi.

Baca Juga: Heboh CT Value PCR di Atas 30 sebagai Tanda Sembuh Covid-19, Begini Penjelasan Ahli

"Tetap bisa terjadi happy hypoxia, tapi tidak seberat kalau kondisi orang ini tidak divaksinasi," ujarnya dalam dialog virtual, Selasa (29/6/2021).

Kemudian, dia menekankan fungsi vaksinasi bukan untuk menghindari orang dari terpapar Covid-19, melainkan mengurangi gejala berat atau fatalitas ketika seseorang terinfeksi virus tersebut.

"Vaksinasi tidak menjadikan orang itu benar-benar tidak akan kena Covid-19. Vaksinasi adalah upaya melatih badan kita supaya dia kenal sama Covid-19," jelasnya.

Menurut dia, kunci utama proteksi diri dari virus Covid-19 adalah penggunaan masker yang disiplin dan benar. "Mau varian apapun yang kemudian nanti dirilis, kuncinya sederhana: masker," tegasnya.

Dia mengimbau masyarakat untuk menggunakan dua lapis masker untuk meningkatkan perlindungan diri. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penggunaan satu masker memiliki tingkat proteksi 60-80 persen, sedangkan penggunaan dua lapis masker proteksinya meningkat hingga 90 persen.

"Kita sudah tahu masker dengan 2 lapis punya angka proteksi 90 persen, which is lebih bagus. Pengetahuan yang di-update ini jangan berhenti hanya sebatas kita tahu, tapi kita jadikan kebiasaan dan ingatkan satu dengan yang lain," tuturnya.

Kemudian, dia juga menunjukkan tata cara penggunaan masker dua lapis. Pada lapis pertama di bagian dalam, masker yang digunakan adalah masker medis. Lalu bagian luar dilapisi oleh masker kain.

"Kenapa masker medis yang di dalam? Karena dia punya lekukan agar lebih fit," katanya.

Dokter yang akrab disapa dr Koko tersebut meningatkan masyarakat untuk melindungi diri mereka dengan disiplin agar tenakes di seluruh Indonesia tidak kelelahan.

"Tenakes itu sebenarnya frontline, tapi mereka benteng terakhir justru. Benteng utamanya adalah bagaimana masyarakat menjaga diri mereka agar tidak sakit. Kalau mereka tidak sakit, RS tidak akan overload, dengan begitu tenakes tidak akan jatuh kelelahan," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: