Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Korelasi Sejarah Pertanian, Alkohol, dan Disinfektan Medis di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Dr. Dani Lukman Hakim, SP, Dosen dan Peneliti Universitas Galuh

Korelasi Sejarah Pertanian, Alkohol, dan Disinfektan Medis di Tengah Pandemi Covid-19 Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal

Selalu ada cara yang dilakukan oleh manusia dalam menghadapi serangan pandemi, upaya pencegahan dilakukan sebagai langkah preventif,  selanjutnya berbagai percobaan dan riset dilakukan untuk menemukan cara pengobatan efektif yang mampu membunuh penyebab pandemi tersebut. Upaya preventif sederhana yang dilakukan dalam rangka pencegahan penularan Covid-19 adalah penggunaan disinfektan melalui penggunaan penyanitasi tangan (hand sanitizer), yaitu cairan atau gel berbasis alkohol yang mampu membunuh patogen pada tangan secara efektif, seperti halnya produk ini, produk disinfektan lainnya juga berbasis alkohol.

Penggunaan alkohol tidak bisa dipisahkan dalam praktik kedokteran di masyarakat. Alkohol menjamin alat dan bagian tubuh yang terkait praktik kedokteran bebas bakteri serta organisme penyebab penyakit lainnya (steril). 

Baca Juga: Masyarakat Berebut Dapat Oksigen, Luhut Teriak ke Industri Minta Bantu Penuhi

Dikutip dari Morocco World News, produksi alkohol sebetulnya sudah ada sejak 2000 SM di peradaban manusia. Namun saat itu alkohol digunakan sebagai bahan minuman, bukan disinfektan untuk menjaga kebersihan. Bukti paling awal yang diketahui berasal dari 7.000 SM di Tiongkok, di mana residu dalam pot tanah liat mengungkapkan bahwa orang membuat minuman beralkohol dari beras fermentasi, millet, anggur, dan madu. Dalam beberapa ribu tahun, budaya di seluruh dunia memfermentasi minuman mereka sendiri. Mesopotamia kuno dan Mesir membuat bir sepanjang tahun dari biji-bijian sereal yang disimpan. 

Penjelasan tentang sejarah produksi alkohol tentunya tidak bisa dipisahkan dengan sejarah perkembangan pertanian dalam peradaban manusia, karena bahan baku pembuatan alkohol seluruhnya berasal dari produk-produk hasil pertanian. Sumber lain menyebutkan bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun SM. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Masyarakat Mesir (4000 tahun SM) dan Yunani (3000 tahun SM) telah mengenal baik  budidaya anggur dan zaitun. Produk-produk pertanian kuno tersebut merupakan bahan-bahan utama dalam pembuatan alkohol pada masa itu, dan hal ini menunjukkan bukti bahwa adanya hubungan erat antara perkembangan pertanian dengan sejarah perkembangan produksi alkohol di masa lampau. Sejarah perkembangan pertanian ini selanjutnya menjadi landasan dasar terbentuknya kebudayaan sebagai fundamen peradaban manusia.

Di lain pihak, penggunaan alkohol sebagai disinfektan kali pertama dilakukan ilmuwan muslim Al-Razi atau Rhazes. Terobosan Al-Razi ditemukan dalam kitab Al-Hawi atau Al-Hawi Fi Altibb, yang diartikan menjadi The Comprehensive Book on Medicine. Al Razi menekankan pentingnya penggunaan alkohol sebagai antiseptik sebelum, selama, dan setelah operasi medis. Luka yang bersih berperan besar dalam keberhasilan operasi. Dalam situs Middle East Health dikatakan, Al-Razi mengetahui koneksi antara bakteri dan kejadian infeksi. Sebagai ahli kimia, Al-Razi menyadari alkohol bisa digunakan sebagai disinfektan yang sangat efektif. Selain mengetahui kegunaan lain alkohol, Al-Razi juga menemukan asam sulfat yang berperan penting dalam kemajuan peradaban manusia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: