Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos BUMN Teriaki Partai Oposisi Rasa Kondom Bergerigi, Ini untuk Partainya Mas AHY Yah?

Bos BUMN Teriaki Partai Oposisi Rasa Kondom Bergerigi, Ini untuk Partainya Mas AHY Yah? Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan/
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komisaris Independen PT Pelni (Persero) Kristia Budiyarto alias Kang Dede kembali membuat heboh media sosial dengan pernyataannya yang kontroversial.

Kali ini, ia menyinggung salah satu partai oposisi pemerintah yang hanya sibuk menyerang pemerintah terkait penanganan Covid-19. Baca Juga: Nyonya AHY Jadi Bulan-bulanan Netizen: Emang Elo Siape? Untung Mantu Jokowi Nggak Rempong!

“Partai oposisi rasa kondom bergerigi melalui kader-kader pesolek sosmed terus menerus menyerang pemerintah terkait penanganan pandemi,” cuitnya dalam akun Twitternya, seperti diliaht, Senin, (12/7/2021). Baca Juga: Anak Buah Mas AHY Semprot BUMN yang Jualan Vaksin, Seret-seret Nama Jokowi: Kok Kepikiran

Lanjutnya, ia menjelaskan partai yang dipimpin mayor akan menurunkan elektabilitasnya terkait kritik yang ia lontarkan kepada pemerintah.

Baca Juga: Anak Buah Mas AHY Semprot BUMN yang Jualan Vaksin, Seret-seret Nama Jokowi: Kok Kepikiran

“Berharap Partainya mendapat simpati, malah makin jeblok jatuh kejurang nol koma. Jejak digital kejam Mayor…,” jelasnya.

Diketahui, AHY sebelumnya menyampaikan kekhawatiran terkait kondisi penyebaran Covid-19 di Tanah Air yang kian mengganas.

“Hampir sekian jam sekali terima berita duka dari yang kita kenal. Ini mengonfirmasi, setiap hari ada rekor baru, baik jumlah yang positif terpapar maupun yang meninggal dunia. Sampai kapan Indonesia?” kata AHY, Rabu lalu (7/7).

Adapun Ibas, mengaku khawatir Indonesia bisa menjadi negara gagal karena tidak mampu menyelamatkan rakyat.

“Covid-19 makin mengganas. Keluarga kita, sahabat kita, dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar, bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,” kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: