Mengerikan, Kematian Akibat Kekerasan dan Penjarahan di Afrika Selatan Melonjak

Fahmida Miller dari Al Jazeera yang melaporkan dari Johannesburg mengatakan penjarahan dan kerusuhan berlanjut sepanjang malam hingga pagi hari.
“Polisi sedang berusaha mengelola situasi. Penjarah mencoba mengakses toko dan toko bahkan dengan polisi di sekitarnya,” kata Miller.
“Kami juga melihat massa mulai memusuhi polisi dan melempari mereka dengan batu. Polisi menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk mencoba membubarkan mereka," tambah Miller.
We are seeing looting continue in Alexandra in Johannesburg. Police have now left this specific street and the crowd has grown. Earlier police fired rubber bullets and people responded by throwing stones. Several buildings have been torched @AJEnglish #SouthAfrica pic.twitter.com/4h9Kay9YTP
— Fahmida Miller (@FahmidaMiller) July 13, 2021
Toko-toko, pompa bensin, dan gedung-gedung pemerintah terpaksa ditutup. Penjarah membawa barang-barang mulai dari bir dan bahan makanan hingga peralatan rumah tangga, rekaman menunjukkan, dan setidaknya satu pusat perbelanjaan benar-benar hancur.
Di beberapa daerah kota pesisir Durban di mana toko-toko dijarah, tidak ada visibilitas polisi, kata kantor berita Reuters. Di sebuah mal di kotapraja Soweto Johannesburg, polisi dan militer berpatroli saat pemilik toko menilai kerusakan.
Cele mengatakan 757 orang telah ditangkap sejauh ini. Dia mengatakan pemerintah akan bertindak untuk mencegah kekerasan menyebar lebih jauh dan memperingatkan bahwa orang tidak akan diizinkan "mengolok-olok negara demokrasi kita".
Menteri Pertahanan Nosiviwe Mapisa-Nqakula, berbicara pada konferensi pers yang sama, mengatakan dia tidak berpikir keadaan darurat harus diberlakukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: