Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang Norwegia Lebih Takut Putin daripada Xi Jinping dan Kim Jong-un, Pakai Alasan Ini Masuk Akal!

Orang Norwegia Lebih Takut Putin daripada Xi Jinping dan Kim Jong-un, Pakai Alasan Ini Masuk Akal! Kredit Foto: Getty Images/TASS/Mikhail Klimentyv
Warta Ekonomi, Moskow -

Sebanyak 38 persen orang Norwegia melihat Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai ancaman terbesar bagi perdamaian dunia. Sebuah survei yang dilakukan oleh lembaga survei Ipsos yang dilakukan untuk surat kabar Dagbladet menyimpulkan demikian.

Presiden China Xi Jinping berada di urutan kedua dengan 25 persen, diikuti oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Sementara, Presiden AS Joe Biden gagal naik podium dengan 4 persen.

Baca Juga: Negaranya Masuk Artikel Panas Putin, Presiden Ukraina Berani: Iri ... Bilang

Seperti yang dilaporkan Sputnik News, Jumat (16/7/2021), ada 7 persen lainnya mengatakan tidak satupun dari mereka adalah ancaman, sedangkan 7 persen sisanya ragu-ragu.

Direktur Fridtjof Nansen Institute, Iver B. Neumann, tidak terkejut dengan temuan tersebut, dengan menyebutkan tiga alasan ketakutan orang Norwegia terhadap Rusia.

"Pertama, kami telah melakukan kontak dekat dengan ancaman dari Rusia selama hampir satu abad. Orang-orang waspada terhadap Rusia. Kedua, Rusia jauh lebih dekat dengan kami daripada China, Korea Utara, dan AS. Ketiga, Rusia terus-menerus menggunakan kekuatan militer sebagai teater," kata Neumann.

Namun, Rusia, menurut Neumann, bukanlah kekuatan global, atau negara adidaya, tetapi "pemain kecil di dunia", dengan "hanya" 145 juta penduduk dan "ekonomi sebesar Spanyol".

Sebaliknya, China dengan tenaga kerja 1,2 miliar orang dan ekonomi yang bahkan akan melampaui AS dalam waktu yang relatif singkat, merupakan tantangan yang akan datang bagi perdamaian dunia dan potensi ancaman besar, menurut direktur.

"China adalah kekuatan yang akan mengubah banyak hal, dan sudah jelas selama 15 hingga 20 tahun terakhir", kata Neumann. "Saya akan berpikir bahwa orang-orang telah bangun ke tingkat yang lebih besar", tambahnya.

Peneliti Asia Stein Tønnesson di Departemen Penelitian Perdamaian juga berfokus pada China.

"Ini adalah hubungan yang memburuk antara China dan AS, dan Biden dan Xi Jinping, yang paling kritis", kata peneliti, menunjukkan kemungkinan konflik di Taiwan sebagai pemicu perang global.

Tidak seperti negara tetangga Swedia, yang selama berabad-abad telah berperang tak terhitung jumlahnya dengan Rusia atas wilayah utara dan pengaruh umum, Norwegia tidak pernah mengobarkan perang melawan tetangga Timurnya yang luas.

Namun, hubungan Norwegia-Rusia, yang didukung oleh ratusan tahun kerjasama sejak Zaman Viking dan perdagangan Pomor berikutnya, telah tegang oleh tuduhan mata-mata timbal balik dan penumpukan militer.

Media dan budaya publik Norwegia cenderung menggambarkan Rusia secara negatif, dengan penekanan pada kesalahan yang dirasakan, ancaman fiktif, dan retorika era Perang Dingin. Contoh utama adalah film thriller politik fiksi "Occupied" di mana Norwegia menghadapi invasi dari Rusia dan yang benar-benar bertentangan dengan sejarah, karena Tentara Merahlah yang membebaskan Norwegia utara dari pendudukan Nazi pada tahap akhir Perang Dunia II.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: