India Mungkin Tidak Kooperatif dalam Masalah China Jelang Kunjungan Blinken, Apa yang Diharapkan?
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke India pada minggu ini, dengan China dilaporkan menjadi salah satu topik pembahasannya. Rencana ini keluar setelah kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman ke China.
Sementara AS bermaksud untuk mencari dukungan dari India pada sejumlah masalah, negara Asia Selatan mungkin tidak kooperatif. Ini mengingat meningkatnya konflik internal antara kedua belah pihak mengenai Afghanistan, distribusi vaksin dan masalah hak asasi manusia, pengamat mencatat.
Baca Juga: Bukan Sembarangan! India Pasang Kamera yang Sensitif Terhadap Gerakan Tentara China
Blinken dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Narendra Modi dan Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar pada Rabu (28/7/2021). Ini akan menjadi kunjungan pertamanya ke "demokrasi terbesar di dunia" sebagai sekretaris negara di bawah pemerintahan Biden, Reuters melaporkan.
Pengaturan seperti itu, yang mengikuti kunjungan Sherman ke China pada Minggu dan Senin, dipandang sebagai tanda bahwa AS akan mengikat India untuk menahan China dan memainkan "kartu India," kata para analis, dilansir Global Times, Selasa (27/7/2021),
Agenda Blinken akan mencakup keterlibatan Indo-Pasifik, mengatasi krisis iklim, dan respons pandemi, kata Departemen Luar Negeri AS.
China juga akan menjadi topik hangat karena Washington melihat India sebagai uluran tangan untuk "menentang perilaku China yang semakin tegas di Asia dan sekitarnya," lapor Reuters.
“Melihat bahwa India memiliki kepentingan yang sama dengan AS dalam memberikan pengaruh di kawasan Indo-Pasifik, Washington berusaha memenangkan India untuk menahan China,” Wu Xinbo, direktur Pusat Studi Amerika di Universitas Fudan di Shanghai, mengatakan kepada the Global Times pada Senin (26/7/2021).
Blinken juga akan mengadakan pertemuan tatap muka yang disebut Quad --Australia, India, Jepang dan AS-- setelah mengadakan pertemuan puncak virtual pada bulan Maret. Pertemuan itu diharapkan untuk fokus pada cara-cara untuk mengembangkan infrastruktur regional di wajah Inisiatif Sabuk dan Jalan China (BRI), Reuters melaporkan.
Namun, sangat kontras dengan sikap Washington, Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan pada bulan Juli bahwa China berharap negara-negara Barat yang dipimpin oleh AS dengan sungguh-sungguh menerapkan rencana infrastruktur. Seperti membangun lebih banyak jalan dan jembatan untuk negara-negara berkembang, dan memberi mereka lebih banyak pekerjaan dan manfaat, sambil menambahkan bahwa BRI terbuka dan inklusif untuk rencana kerja sama luar negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto