Hubungan China-Taliban Memanas, Lihatlah Amerika Hati-hati Terima Mimpi Buruk...
Menteri luar negeri China pada Rabu (28/7/2021) bertemu dengan delegasi pejabat tinggi Taliban saat hubungan di antara mereka memanas menjelang penarikan Amerika Serikat dari Afghanistan.
Sebuah foto yang diposting di situs kementerian menunjukkan Wang Yi berpose dengan pemimpin senior Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar dan delegasinya di kota Tianjin, kemudian duduk untuk melakukan pembicaraan. Pertunjukan keramahan yang sangat mencolok itu tampak seperti misi diplomatik pada saat Taliban mendambakan legitimasi.
Baca Juga: Lobi-Lobi Taliban ke Pemerintahan Partai Komunis China, Tengok Hasilnya...
Mengutip Associated Press, Kamis (29/7/2021), Wang mengatakan China menghormati kemerdekaan berdaulat Afghanistan dan integritas teritorial dan selalu mematuhi non-intervensi dalam urusan internal Afghanistan.
Wang juga mengatakan penarikan tergesa-gesa AS dan NATO "mengungkapkan kegagalan kebijakan AS dan menawarkan rakyat Afghanistan kesempatan penting untuk menstabilkan dan mengembangkan negara mereka sendiri."
Meskipun tidak ada agenda yang diumumkan untuk pertemuan itu, China memiliki kepentingan dalam mendorong Taliban untuk menyampaikan pembicaraan damai. Setidaknya mereka bisa mengurangi tingkat kekerasan saat mereka melahap wilayah dari pasukan pemerintah Afghanistan.
China dan Afghanistan berbagi perbatasan sempit yang tinggi di Lembah Wakhan yang terpencil, dan China telah lama khawatir tentang kemungkinan limpahan militansi Islam ke wilayah Xinjiang yang sebelumnya bergejolak. China juga telah menandatangani kesepakatan untuk pertambangan minyak, gas dan tembaga di Afghanistan, meskipun kesepakatan itu telah lama tidak aktif.
“Taliban adalah kekuatan militer dan politik yang penting di Afghanistan dan diharapkan memainkan peran penting dalam proses perdamaian, rekonsiliasi dan rekonstruksi,” kata Wang.
China, kata Wang, berharap Taliban akan mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat dan fokus pada pembicaraan damai, menetapkan tujuan perdamaian, membangun “citra positif” dan bekerja untuk persatuan di antara semua faksi dan kelompok etnis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: