Pembicaraan Nuklir Amerika Mandek, Pemimpin Tertinggi Iran: Orang Barat Tidak Membantu
Pemimpin tertinggi Iran pada Rabu (28/7/2021) menyebut Amerika Serikat (AS) "keras kepala" dalam pembicaraan nuklir yang terhenti di Wina, Austria. Mandeknya pembahasan karena membahas rudal Teheran dan pengaruh regional, kemungkinan menandakan lebih banyak masalah ke depan untuk negosiasi.
Pernyataan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei datang ketika anak didik garis kerasnya, Presiden terpilih Ebrahim Raisi, siap untuk dilantik minggu depan sebagai kepala pemerintahan sipil negara itu.
Baca Juga: Anak Buah Putin dan Biden Sepakat Bahas Pembicaraan Nuklir Usai Pertemuan Puncak
Sementara Raisi mengatakan dia ingin kembali ke kesepakatan nuklir yang compang-camping, yang melihat Iran membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi, Khamenei tampaknya menyerukan pendekatan yang lebih bermusuhan dalam sambutannya.
Pemimpin tertinggi itu juga tampaknya menggambarkan pemerintahan delapan tahun Presiden Hassan Rouhani sebagai naif untuk pendekatannya dalam mencapai kesepakatan 2015 --bahkan ketika Rouhani dan Kabinetnya duduk di hadapannya dalam pertemuan perpisahan.
“Orang lain harus menggunakan pengalamanmu. Pengalaman ini adalah ketidakpercayaan terhadap Barat. Dalam pemerintahan ini, terlihat bahwa kepercayaan pada Barat tidak berfungsi,” kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan oleh televisi pemerintah, dikutip laman Associated Press, Kamis (29/7/2021).
"Orang Barat tidak membantu kami, mereka menyerang di mana pun mereka bisa," tambah Khamenei.
Di Washington, Departemen Luar Negeri mengatakan AS "tulus dan teguh dalam mengejar jalur diplomasi yang berarti" dalam negosiasi kesepakatan nuklir, tetapi menyalahkan Iran atas kebuntuan di Wina.
“Kami telah menjelaskan bahwa kami siap untuk kembali ke Wina untuk melanjutkan negosiasi. Hal yang sama tidak dapat dikatakan tentang Iran,” kata pernyataan AS.
“Tidak ada jumlah defleksi yang bisa mengaburkan itu. Kami mendesak Iran untuk segera kembali ke negosiasi sehingga kami dapat berusaha untuk menyelesaikan kesepakatan ini,” lanjut pernyataan tersebut.
Pernyataan itu menambahkan, "kesempatan itu tidak akan bertahan selamanya."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto