Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Covid-19 Varian Delta Plus Sudah Masuk Indonesia, Lebih Bahaya?

Covid-19 Varian Delta Plus Sudah Masuk Indonesia, Lebih Bahaya? Kredit Foto: Twitter/asyikfmrtm
Warta Ekonomi, Jakarta -

Varian Delta Plus yang membikin heboh dunia, kini sudah tiba di Indonesia. Keberadaannya terlacak di Jambi dan Mamuju, Sulawesi Barat.

Turunan dari varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India ini, disebut memiliki tingkat penularan yang tinggi.

Muncul kekhawatiran, varian ini bakal mendongkrak angka kematian yang belakangan ini terus melonjak. Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng, Bos WHO: Sistem Kesehatan Negara Kewalahan Gara-Gara Varian Delta!

Terkait hal ini, dr. Adam Prabata yang merupakan Kandidat PhD dari Kobe University Jepang memberikan penjelasan singkat terkait karakter varian Delta Plus. Termasuk, kemampuannya dalam menurunkan antibodi monoklonal.  Baca Juga: Innalillahi... Seorang Nakes Wafat Akibat Covid-19: Meninggal dalam Kondisi Hamil 7 Bulan

Adam menyebut, Delta Plus bukanlah nama resmi atau nama saintifik varian tersebut. Penamaan Delta Plus muncul karena adanya mutasi tambahan, yaitu mutasi protein spike K417N pada varian Delta.

Berdasarkan klasifikasi WHO dan CDC, varian Delta Plus (AY.1) masih dianggap sebagai bagian dari varian Delta.

"Mutasi K417N belum membuat varian Delta Plus menjadi varian yang punya klasifikasi sendiri," ujar Adam via laman Instagramnya.

Mutasi protein spike K417N diduga membuat varian Delta Plus menjadi lebih berbahaya, ketimbang varian Delta. Karena dapat lebih membuka jalan bagi virus, untuk masuk ke dalam sel tubuh sehingga berpotensi lebih menularkan.

Selain itu, mutasi tersebut juga dapat membantu virus menghindari jerat antibodi. "Ini berpotensi menurunkan efektivitas vaksin, terapi antibodi, dan antibodi natural pasca sembuh," jelas Adam.

Namun Pusat Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular AS (CDC) mengatakan, varian Delta Plus belum terbukti lebih menular dibanding varian Delta. Juga belum cukup terbukti meningkatkan risiko masuk rumah sakit, atau meninggal dunia.

Lantas bagaimana kemampuan varian Delta Plus dalam menghindari antibodi?

Riset PHE dan INSACOG yang merupakan lembaga pemantau sekuensing genom dan varian Covid-19 yang beredar di India menyebutkan, varian Delta Plus bisa menurunkan efektivitas antibdi monoklonal (Imdevimab, Casirivimab).

"Hanya saja, hasil tes antibodi penetralisir dari darah orang yang sudah divaksin, menunjukkan hasil yang baik terhadap varian Delta Plus," tandas Adam. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: