Tanpa Perlawanan Berarti, Kota Penting Afghanistan Sudah Jatuh ke Tangan Taliban
Gerilyawan Taliban yang terus bergerak maju pada Jumat (6/8/2021) lalu memasuki kota perbatasan utama Zaranj di provinsi Nimorz barat di seberang Iran.
Video yang diedarkan oleh akun pro-Taliban di media sosial memperlihatkan para pemberontak membawa senapan memasuki kantor gubernur provinsi di kota penting ini yang menjadi jalur perdagangan utama dengan Iran.
Baca Juga: Catat Titik Lokasi Taliban, Amerika Langsung Kirim Bomber B-52 Bantu Afghanistan
Ghulam Sidiq, juru bicara Polisi Nasional Afghanistan di kota itu, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa alasan jatuhnya Zaranj adalah kurangnya penguatan pasukan keamanan di daerah yang dikepung Taliban. Laporan media setempat menunjukkan bahwa Taliban memasuki kota tanpa banyak perlawanan dari pasukan keamanan.
Dengan jatuhnya Zaranj, semua rute utama untuk perdagangan bilateral dan transit dengan Iran telah jatuh di bawah kendali Taliban. Sebelum penyerbuan ini, kendali Taliban atas rute perdagangan transit utama dan titik penyeberangan telah membuat pemerintah Afghanistan kehilangan sejumlah besar pendapatan, menurut para pejabat.
Pekan lalu, juru bicara Kementerian Keuangan Rafiullah Tabeh mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dua bulan lalu diperkirakan pendapatan senilai AFN 7,3 miliar (91 juta dolar AS) dihasilkan dari bea cukai, tetapi angka ini turun menjadi AFN 4,6 miliar (57 juta dolar AS) bulan lalu.
Dalam waktu yang lama, Afghanistan sangat bergantung pada negara tetangga Pakistan untuk perdagangan internasional, tetapi selama beberapa tahun terakhir ini telah meningkatkan perdagangan melalui Iran dan negara-negara Asia Tengah.
Enam penyeberangan perbatasan jatuh ke Taliban sebelum Zaranj termasuk Islam Qala dan Tor Ghundy di Herat, Abu Nasr Farahi di Farah, Ai Khanum di Takhar, Sher Khan di Kunduz, dan Dand-e-Pathan di Paktia.
Di tengah kekerasan berikutnya, Taliban juga mengklaim kemenangan di kota Sheberghan, ibu kota provinsi Jawzjan utara. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan 406 gerilyawan Taliban tewas dan 209 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir dalam serangan udara dan darat terhadap kelompok itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: