Terbuka Jelas! Diplomat Ini Bongkar Proposal Investigasi Asal Corona yang Dipolitisasi
Proposal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan pelacakan asal COVID-19 fase kedua di China telah dipolitisasi. Proposal tersebut berada di bawah tekanan Amerika Serikat (AS), kata seorang mantan diplomat Mesir.
Mantan duta besar Mesir untuk China dan mantan wakil menteri luar negeri Ali el-Hefny mengatakan kepada Xinhua, Senin (9/8/2021) bahwa China telah menerima delegasi WHO yang tinggal lama untuk mempelajari asal virus dan menyimpulkan dalam sebuah laporan bahwa teori kebocoran laboratorium "sangat tidak mungkin."
Baca Juga: Australia Mulai Kibarkan Demokrasi Perdagangan dari China ke India, Apa Maksudnya?
China juga telah memfasilitasi pertemuan para ilmuwan dan kunjungan lapangan selama penelitian, kata mantan diplomat Mesir itu.
Dengan menekan penelusuran asal putaran kedua, kata el-Hefny, negara-negara Barat bertujuan untuk menimbulkan kebingungan dan keraguan tentang transparansi China.
Mereka berusaha menghalangi perkembangan ekonomi terbesar kedua di dunia itu, katanya.
Mantan diplomat itu juga menyuarakan dukungannya kepada warganet China yang menandatangani surat terbuka kepada WHO, meminta organisasi itu untuk mendaftarkan laboratorium Fort Detrick di Amerika Serikat sebagai fokus fase berikutnya dari pekerjaan penelusuran asal.
Dia juga mencatat bahwa mempolitisasi isu-isu kritis adalah penyakit yang telah melanda dunia sejak lama.
"Siapa pun dapat menyadari bahwa Barat selalu menggunakan hak asasi manusia dan demokrasi sebagai cara untuk menekan negara-negara yang menentang agenda mereka," katanya, dikutip laman Xinhua.
"Mencapai kepentingan mereka dengan memberikan nada politik untuk banyak masalah dan krisis, itulah rencananya," katanya, menambahkan bahwa memalukan untuk mempolitisasi krisis virus ketika menyangkut kehidupan manusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto