Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China dan Rusia Menggelar Latihan Militer Bersama Skala Besar, Para Musuh Waspada

China dan Rusia Menggelar Latihan Militer Bersama Skala Besar, Para Musuh Waspada Kredit Foto: Reuters/CNS Photo
Warta Ekonomi, Beijing -

Rusia dan China telah mulai mengadakan latihan militer skala besar bersama di wilayah Ningxia utara-tengah China. Latihan yang dilakukan saat keduanya itu berdebat dengan Washington dan sekutu Baratnya mengenai berbagai masalah, termasuk hak asasi manusia dan masalah keamanan regional.

Latihan Sibu/Kerjasama-2021 diluncurkan pada Senin (9/8/2021) dan akan berlangsung hingga Jumat (13/8/2021). Mereka akan melibatkan lebih dari 10.000 pasukan darat dan angkatan udara.

Baca Juga: Terbongkar, China jadi Penyuplai Duit untuk Militer Demi Muluskan Proyek Besar ini...

Militer Rusia mengatakan bahwa mereka telah mengirim pesawat tempur Su-30SM, unit senapan bermotor dan sistem pertahanan udara ke China sebagai bagian dari latihan tersebut.

Latihan tersebut menandai pertama kalinya tentara Rusia menggunakan senjata China, dengan pasangan tersebut telah melakukan latihan bersama sejak 2005, surat kabar Rusia Kommersant melaporkan.

'Kemitraan baru di level tinggi'

Latihan tersebut bertujuan untuk "memperdalam ... operasi anti-terorisme bersama" dan "menunjukkan tekad kuat dan kekuatan kedua negara untuk bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas internasional dan regional", kantor berita resmi China Xinhua melaporkan, mengutip pejabat China dan Rusia.

"Ini mencerminkan ketinggian baru kemitraan koordinasi strategis komprehensif China-Rusia untuk era baru dan saling percaya strategis, pertukaran pragmatis dan koordinasi antara kedua negara," kata Xinhua.

Richard McGregor, pakar China di lembaga pemikir Lowy Institute yang berbasis di Australia, mengatakan hubungan yang berkembang antara Beijing dan Moskow lebih dari sekadar "perkawinan untuk kenyamanan".

“[Frasa] itu meremehkan kedalaman kepentingan bersama mereka, dan tentu saja yang terbesar adalah menentang AS dan merongrong AS dan Barat,” kata McGregor kepada Al Jazeera.

Wilayah Ningxia berbatasan dengan Xinjiang, di mana China dituduh menahan lebih dari satu juta warga Uighur di kamp-kamp interniran.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: